Ijinkan Hati Bicara...: 2007 google-site-verification: google642dcb3a3836b309.html

29 Nov 2007

Jejak di Cadas

Aku sendiri kini
Dengan peluh lelah kusiram mawar yang kau titip
Dengan sepi yang risau,
masih ingin ku teriak katakan isi hati
Lukamu adalah salahku...
Jika kini suaramu tak bisa kudengar lagi
Maafkan aku telah membuatmu salah memahami.

Aku sendiri kini
berharap dirimu itu yang kubuat kini
meski harus tertatih
Aku ingin pergi menjumpamu

Aku sendiri kini...
Lihat jejak di cadas itu
Hanya ada punyaku
Semuanya menuju padamu.
Hanya untuk katakan padamu,
Dengan ampun,
dengan ketulusan,
dengan cinta
dengan segala kerinduan
Aku................




Share

25 Nov 2007

Aku Bukan Tempat Belajar

Jika aku bukan istana yang kau harap

Jika aku bukan taman impian hati

Jika langkah tak mampu kau tata memasukinya

Kenapa kau datang mengetuk gerbang terkunci


Jika datang sekedar menyapa

Tak usahlah sekalian kau datang

Aku tak butuh sekejap ada

Karena sendiriku kini bukan tanpa makna

Ada yang tak perlu kau tahu kenapa aku berdiam


Kemarin baru ku usir segenggam pahit

Kenapa kini kau datang bawakan aku setumpuk lara

Bukankah sudah ku katakan

Aku benci perih kembali...


Sudahlah, jangan datang mengukir kata

Aku sudah bosan pada rasa.

Aku sudah muak pada sembilu

Pergi saja bawa niatmu jauh

Aku bukan tempat belajar mengeringkan embun




Share

24 Nov 2007

Rindu Part Two

Mungkin memang mimpi telah melelapkanmu sejak senja...
Hingga teriak batinku yang menyentuh bintang tak bisa singgah di peraduanmu.
Entah terhalang apa...

Setiap hari aku ada disini...
Mungkin bisikku tak akan terdengar
Tapi teriakku juga tak mampu lagi nyaring.
Bisakah lewat angin kutitipkan kata rindu
Tentang aku di sini...
yang begitu ingat kamu.

Hari ini, lewat hujan, lewat mendung...
Akan kutitipkan petir ke sisimu
Biar jantungmu bergelegar sebagaimana aku disini




Share

5 Nov 2007

Ketika kubuka pejam mataku
Dari merenung kembali jalan yang pernah kita tempuh,
Likunya, lukanya, dukanya, Cerianya
Kusadari semua jejak itu tak akan pernah terhapus sampai kapanpun
Meski kini kau dan aku telah terpisah dua dunia.


Sambil menatap pendar cahaya pagi ini
Sambil mendengar nyanyian burung-burung yang terbang bebas
Kubayangkan terang cahaya yang bersamamu kini.
Kubayangkan bagaimana kau terbang menuju pada-Nya.

Pagi ini...
Aku ingin dalam kesendirian ini
Kau datang sebentar padaku
Sekedar kita mencoba bercerita tentang kisah lalu kita
Atau barangkali sedikit kau buat aku tersenyum
Agar aku tau kau disana bahagia bersama-Nya.

Teman...
Aku dapat memandang langit setiap saat aku mau
Aku dapat menikmati pijar bintang kapanpun malam datang
Aku dapat pergi kemanapun aku mau
Tapi memandangmu kini...
Sesulit rencana-rencana mustahil yang pernah kita buat
Sesulit kita menghabiskan semalam penuh hanya untuk menghitung bintang
Sesulit kita mengerjakan pe er matematika yang kita tak pernah tau rumusnya.
Sesulit kesulitan-kesulitan yang kita hadapi bersama dan kita lari daripadanya.

Teman...
Aku masih disini...
bercerita kepada angin kisah kita
Hanya itu yang aku bisa sekarang.

Seribu cerita masih akan terus bergema tentang kita
Walaupun kini kamu sudah menjadi milik-Nya.




Share

Mengenangmu

Ketika kubuka pejam mataku
Dari merenung kembali jalan yang pernah kita tempuh,
Likunya, lukanya, dukanya, Cerianya
Kusadari semua jejak itu tak akan pernah terhapus sampai kapanpun
Meski kini kau dan aku telah terpisah dua dunia.


Sambil menatap pendar cahaya pagi ini
Sambil mendengar nyanyian burung-burung yang terbang bebas
Kubayangkan terang cahaya yang bersamamu kini.
Kubayangkan bagaimana kau terbang menuju pada-Nya.

Pagi ini...
Aku ingin dalam kesendirian ini
Kau datang sebentar padaku
Sekedar kita mencoba bercerita tentang kisah lalu kita
Atau barangkali sedikit kau buat aku tersenyum
Agar aku tau kau disana bahagia bersama-Nya.

Teman...
Aku dapat memandang langit setiap saat aku mau
Aku dapat menikmati pijar bintang kapanpun malam datang
Aku dapat pergi kemanapun aku mau
Tapi memandangmu kini...
Sesulit rencana-rencana mustahil yang pernah kita buat
Sesulit kita menghabiskan semalam penuh hanya untuk menghitung bintang
Sesulit kita mengerjakan pe er matematika yang kita tak pernah tau rumusnya.
Sesulit kesulitan-kesulitan yang kita hadapi bersama dan kita lari daripadanya.

Teman...
Aku masih disini...
bercerita kepada angin kisah kita
Hanya itu yang aku bisa sekarang.
Aku tau kamu sudah tersenyum sekarang di sana
Semoga senyummu seperti yang aku bayangkan...
Tanpa perih
Tanpa rintihan.

Teman...
Seribu cerita masih akan terus bergema tentang kita
Walaupun kini kamu sudah menjadi milik-Nya.




Share

1 Nov 2007

Sayonara Teman...

Teman...
Senja ini hujan disini... Setelah sekian lama disini berdebu kemarau. Aroma tanah yang singgah membelaiku kurasakan seperti kerinduan yang lama kusimpan, Terpendam namun tak pernah terpeluk.

Teman... baru kemarin kita bertemu, walau hanya bayangmu datang sebentar padaku. Tapi aku jadi ingin pergi menjumpamu. Sungguh... aku jadi ingat kisah lucu ketika kita sekolah dulu. Ketika kita dikejar Pak Guru hanya karena memungut puntung rokok dan kita disuruh menghisapnya padahal memang itu yang ingin kita buat. Masih ingatkah kamu waktu kita berlomba-lomba masuk ke dalam gua jepang dekat sekolah kita, dan hanya kamu yang tak mau ikut karena takut dan aku mengolok-olok kamu. Dan ketika kamu jatuh cinta untuk pertama kalinya, kamu menyembunyikan itu dari aku, kamu tak mau bilang ke siapapun, hingga pada suatu hari kamu mabuk dan tidur dirumahku, kamu mengigau dan esoknya satu sekolahan tau kamu lagi jatuh cinta.

Teman... saat ini, banyak sekali kisah kita dulu yang terlintas dalam benakku dan ingin kuceritakan disini, tapi aku tak punya kekuatan lagi untuk merangkai kata yang lebih untuk kuceritakan selain tetap kusimpan dalam hati. Aku ingin tertawa ketika kisah kita yang jenaka dulu singgah di otakku, tapi aku tak bisa tertawa lagi teman, aku menangis sekarang mengingatnya. Memori itu untukku sekarang jadi sesuatu yang... Pedih. Mungkin itu kata paling sederhana yang aku maksud selain sakit. Tapi aku juga remuk disini. Masih tak Percaya disini.

Teman, kamu tau kan aku paling benci yang namanya perpisahan, kamu yang paling mengerti aku, membimbing aku, menguatkan aku ketika aku labil karena ditinggalkan. Kamu selalu ada ketika aku butuhkan. Dan sekarang, disaat aku ingin bercerita tentang kebagiaanku, disaat aku ingin tertawa lagi bersamamu setelah sekian lama kita terpisah. Kamu pergi, pergi meninggalkan semua. Cintamu, Hidupmu, masa depanmu. Pergi meninggalkan orang-orang yang sangat mencintaimu. Bahkan sayonara tak kau ucapkan, agar aku tau bahwa memang kau berniat pergi. Dan kenapa harus dihari pertunanganmu kamu pergi? Tak adakah waktu yang lebih tepat untuk kau pergi selain hari ini?

Teman, tidakkah kau lihat kehancuran orang-orang yang kau tinggalkan? Tidakkah kau dengar ratapan kehancuran ibumu? Tidakkah kau tau, kamu adalah kebanggaan keluargamu, tulang punggung keluargamu?

Lihat teman, lihat. Langit juga berduka untukmu, dia menangis. Sama derasnya dengan tangisan ibumu.

Lihat teman, aku berdiri disisimu. Aku yang begitu merindukan senyummu, Aku yang kini hanya mampu melihat kebekuan senyummu, dalam damaimu, dalam ketenanganmu. Aku yang masih belum percaya kamu telah pergi. Aku yang hanya mampu berkata selamat tinggal dalam diam, dipeluk ibumu yang masih terus meratapimu.

Teman, selamat jalan.


"Untuk sahabat terbaikku, Imannuel Fransiskus Dima"
Meninggal di detik-detik terakhir pertunangannya.
Tanggal 31 Oktober 2007, jam 19.15 WITA.




Share

30 Okt 2007

RINDU

Sejengkal lara baru saja kulangkahi...
Sudah kutinggalkan jejak yang basah oleh airmata.
Melupakanmu ternyata buat aku luka
Apalagi meninggalkanmu.

Tengah malam ini ditemani sebotol whisky
belum mampu hadirkan aku diantara kasih yang lain
Kharismamu masih menggoda diantara bayang surga yang baru ku kecap
Hingga tirai malam hampir tersingkap pagi
Kau masih bertandang diteras rinduku

Sebentar lagi akan ku ucapkan selamat pagi cinta
Padahal aku belum terbelai rindumu dimimpiku.
Mungkin akan terus begini...
Hingga esok...
Hingga aku bisa tau...
Apakah kamu juga mencintaiku.

Sayang...
Aku sangat rindu kamu sekarang.




Share

8 Okt 2007

Kamu tau

Terima kasih untuk hadirmu hari ini
setidaknya sudah kau buat aku tersenyum
meski hati pedih pedih
Karena ternyata kita masih belum bisa bersama.

Maafkan aku
masih terus berharap hadirmu disini
Aku belum ingin kau pergi
aku masih ingin kau disini
mengapa setahun kerinduanku kau bayar dengan sedetik pertemuan
kenapa terlalu cepat kau pergi
tidakkah kau lihat aku sakit melepasmu
apakah karena aku belum berarti bagimu?

Kerinduanku bukan matahari yang akan segera terbenam
bukan malam yang akan berganti pagi
bukan kisah yang akan habis diceritakan
kerinduanku adalah kata yang tak akan pernah mampu menjelaskan rasa.
kerinduanku adalah kedalaman hati yang kadang tak dimengerti logika
kerinduanku adalah sembilu yang merobek hati
saat kau tiba-tiba beranjak dari sini.
Kerinduanku adalah karena cinta...
yang kusimpan diam-diam hanya untukmu.
Dan kamu tau itu.

Kamu tau rinduku
Kamu tau cintaku
Kamu tau betapa berartinya dirimu untukku
Kamu tau dan kamu tau semua
Hanya kamu tak pernah mau tau.



Senja ini di CTI Warnet...
Ketika dia datang untuk pergi...
Meninggalkan bayang...




Share

24 Sep 2007

Kenangan

Masih ingatkah kamu
Ketika kemarin kita bersama
Mengikat tiap detik terlewat dengan rantai kenangan

Masih ingatkah kamu
Ketika tanganmu kugenggam erat
Dan kita kita berjanji untuk selalu sekata

Masih ingatkah kamu
ketika kesedihan menghajar hari-hari kita
dan kau berkata, kita bisa

masih ingatkah kamu
ketika kau meninggalkanku
dan hanya sepatah yang kau ucap,
kita tak mungkin bersama selamanya.

Taukah kamu…
Disini setiap kenangan bersamamu
Masih kuukir dimerah hatiku
Kubawa hingga mati datang

Taukah kamu
Aku begitu merindukanmu malam ini




Share

23 Sep 2007

Cemburu...

Jika hati tak pernah jujur padamu...
Malam ini aku tak akan ada disini
Memandangmu dari jauh
Mengagumi cantikmu yang bagai dewi

Malam ini...
Kamu memang diciptakan untuk dikagumi
Senyum...
Tawamu...
Laksana pijar bintang yang hanya mampu kukagumi
Yang tau aku ada...
Memandang...
Mengagumi...
Dan semakin jatuh cinta...
Tapi tak menghampiri...
Seolah aku tak ada disini
Seolah kamu tak tau aku ada...
Seolah aku sudah berhenti mencintaimu.

Malam ini...
Kamu sukses membuat aku cemburu
Hingga hati hancur oleh tak pedulimu
Maafkan aku...
Sebaiknya aku pulang
Daripada mati disini




Share

21 Sep 2007

Maaf

Maafkan aku
Jika saat ini telah membawamu pada ragu untuk memilih
Jujur aku muak pada diri sendiri
Yang tak pernah bisa jujur pada hati sendiri
Tentang rasaku yang telah lama mencintaimu
Padahal aku sudah hampir mati
Karena rasa ini.

Maafkan aku
Telah membuatmu kecewa dengan rasaku.
Aku memang terlalu sombong dengan rasa ini sendiri
Hingga kupendam sekian lama tak kuungkap
Bisakah kau mengerti aku tak berarti bagimu…

Maafkan aku…
Aku ingin mencintaimu dengan apa adanya diriku
Maukah kau menemani hari-hariku tersisa
Dengan kesederhanaan ini….




Share

Seperti yang Kau Mau

Aku baru saja datang dari kelam
Dengan tubuh masih berlumpur duka
Kaki yang terseok kuayun mengukir jejak
Masih mencari di mana damai bersembunyi

Sudah kuungkap misteri hati
Dalam hari-hari yang pernah kulewatkan
Bersama cinta yang ada dalam tiada
Hingga gelap bercampur pekat
Rasaku masih tawar pada merindumu

Aku baru datang dari kelam
Warnaku lumut hijau menggelantung dibenang merah…
Yang kau buat dari kapas alam.
Tangan ini yang pernah ingin menggapaimu
Sudah patah tulang karna lama karma menghukum

Aku baru saja mandi kembang tujuh rupa
Berusaha sucikan jiwa raga
Agar bisa mencintaimu dengan sempurna yang kau ingin.




Share

Pesta Blogger 2007








Halow All blogger....
Buruan serbu ke pesta blogger 2007
acaranya seru n bakal dibuka ama pak Menteri Muhammad Nuh, yang [rencanannya sih...] akan diminta mendeklarasikan National Blogger Day atawa Hari Blogger Nasional [halah]. Lewat deklarasi ini kita teguhkan blog dan blogger sebagai Suara Baru Indonesia.
Untuk Info lebih jelas dan pendaftaran ada disini




Share

4 Sep 2007

Sesalku Terlambat

Kemarin senja
Pelangi itu datang membias lembut
Mengantar sang dewa siang ke peraduan
Menjemput sang dewi malam yang tersenyum datang.
Disampingnya bergantung sunyi.

Tadi malam
Ada bintang jatuh disampingku
Lalu berbisik tentang hidupku di jalan kaku nasib
Aku sibuk mendengar dia berbual
Dibelakangku, putri malam memanggil tak ku dengar.

Pagi ini…
Ketika embun belum menguap karena mentari
Aku sudah ada cemas menunggu harap
Mungkinkah benar bintang berbual…?

Hingga tiba waktu angin datang berhembus
Mengusik embun agar segera menguap
Baru aku tersadar…
Sesuatu itu baru saja hilang dari genggamanku.
Panggilan itu, yang hanya kudengar sayup semalam
Tak akan datang lagi.




Share

Cinta Terpisah Nusa

Kamu…
Memang datang dari bayang...
Laksana fatamorgana yang bahkan tak mampu kulihat
Apalagi ku raba untuk yakinkan hati
Ketika hati bertanya “diakah ini?”

Tapi kamu…
Datang dari cahaya
Bersinar laksana bulan berpijar purnama
Jika hari ini hati berseri sebab datangmu
Jangan kampakmu lagi yang akan membelah rasaku nanti

Kamu…
Ada disana…
Memang melepas rindu padamu butuh emas berkilau
Tapi hati sudah memilih kau yang terindah
Bisakah kita satukan kasih melewati beda nusa ini

Kamu…
Hanya pada bingkai yang kubuat sendiri
Dapat kuukir manis senyummu
Sambil membayangkan keabadian mimpiku
Tentang kita dan asmara membiru
Tanpa terpenggal garis nasib

Kamu…
Maukah bersamaku merangkai esok bergandeng tangan
Maukah bersamaku selamanya tanpa kujanjikan bahagia…

Kita…
Bisakah esok bersua…
Aku sudah sangat merindui
Hingga bulir-bulir cintaku memerah bara
Sungguh…
Aku sudah sangat ingin memeluk dikau
Wahai maha dewiku…






Share

3 Sep 2007

Alter Ego

Sidney sheldon, dalam dua buah bukunya (yang judulnya sudah lupa karena terakhir baca taon 2003, dan sekarang sudah hilang entah kemana rimbanya) bercerita panjang lebar tentang ALTER EGO. Yaitu tentang pribadi lain yang ada dalam satu tubuh dan memiliki sifat yang (sangat) bertolak belakang dengan pribadi asli. Kemudian ketika kemarin karena perut sudah menyanyikan lagu bengawan solo diiringi drum band, saya mampir kesebuah warung dan kebetulan saat itu sedang ditayang sebuah sinetron (yang juga saya gak hafal judulnya,ngapain juga hafal) yang juga berkisah tentang ALTER EGO.

Pada waktu menonton sinetron itu (terpaksa, karena saat makan saya menghadap ke tipi itu dan saya memang paling benci sinetron indonesia), Saya tak dapat membayangkan kalau seandainya saya ternyata memiliki alter ego itu. Mungkinkah saya memilikinya tapi memang tak pernah tau tentang itu? Saya tak tau lah, yang bisa melihat itu hanya orang-orang yang selalu bersama saya, setiap hari, setiap waktu. Tapi saya lagi-lagi tidak mempunyai itu. Tapi sejauh pengamatan saya sodara-sodara, saya memang tidak memiliki itu. Atau mungkinkah sodara-sodara melihat itu ada dalam diri saya? Saya rasa tidak, karena sejauh pengamatan langsung saya dilapangan dan dari hasil survey bertahun-tahun yang saya buat, serta jajak pendapat yang saya lakukan terhadap lebih dari 50 orang responden, (5 Diantaranya adalah mantan pacar. Hehehehehe) 45 menyatakan bahwa saya “TIDAK BERUBAH” dalam hal sifat dan tingkah laku. Dan 5 orang menyatakan dengan penuh kebanggaan bahwa saya semakin baik dan dewasa. Wow… fantastis bukan?

Menyimak berita-berita yang akhir-akhir ini menjadi berita utama berbagai media tentang penculikan seorang anak TK berusia 5 tahun yang diculik sekelompok orang dan meminta tebusan 1 M rupiah membuat saya terhenyak. Ternyata pelaku-pelakunya adalah orang-orang muda yang masih bisa mencari duit segepok dengan cara yang halal. Bukan dengan menjadi penculik. Dan yang lebih mengherankan lagi sodara-sodara, dari pengakuan para tetangga, orang tua, pak RT pelaku, mereka gak pernah menyangka kalo ternyata pelakunya adalah orang-orang muda yang terkenal baik di kampungnya. Bayangkan itu. Mungkinkah mereka memiliki Alter Ego? Mungkinkah saat mereka melakukan itu alter ego mereka sedang bekerja? Mungkin gak ya?

Apakah benar bahwasanya alter ego itu ada? Sebagai orang awan eh awam, saya berada dipersimpangan untuk mengatakan bahwa alter ego itu memang ada. Karena ternyata sodara-sodara, dari seratus orang profesor, doktor, dan psikolog dari seluruh dunia yang dikumpulkan dan diminta pendapat mereka tentang apakah benar alter ego itu ada atau tidak, dua orang mengatakan secara pasti dengan bukti-bukti yang kongkrit bahwa alter ego itu memang ada. Tiga belas orang berada di persimpangan seperti saya, yaitu ragu-ragu alias bingung untuk menjawab ya dan tidak karena (mungkin) mau bilang tidak tapi ternyata sudah ada bukti-bukti ilmiah dari dua doktor terdahulu, dan sisanya delapan puluh lima orang mengatakan dengan pasti dan bertanggung jawab bahawasanya alter ego itu tidak pernah ada dan lagi-lagi disertai dengan pernyataan-pernyataan yang jelas-jelas menentang pendapat dua orang terdahulu.

Salah seorang dari orang-orang pintar itu yang menentang adanya alter ego mengatakan bahwa, “jika setiap orang yang pada masa kecilnya memiliki hari-hari yang kurang beruntung seperti anak-anak yang lain, selalu hidup dibawah tekanan, dan tidak mendapatkan apa yang semestinya ia dapatkan pada masa kecilnya, hingga pribadinya yang asli tidak mampu lagi menghadapi itu semua dan terpaksa menghadirkan alter ego untuk melawan itu, maka separuh dari dunia ini, orang-orangnya pasti memiliki alter ego”. Bayangkan itu sodara-sodara. Separuh dari dunia itu kan berarti lima puluh prosen dari dunia? Sadis bukan?

Jika demikian adanya, apakah mungkin The King of Pop, Jacko juga memiliki alter ego karena masa kecilnya kurang beruntung? Apakah mungkin pelecehan seksual terhadap anak-anak yang dituduhkan kepada Jacko itu memang benar dan yang melakukan itu adalah alter ego dari Jacko? Kalau begitu, bisa jadi anak-anak yang menjadi korban dari Jacko juga akan memiliki alter ego bukan? Lalu apakah aisyah juga akan memiliki alter ego? Anak-anak Indonesia yang lain, yang juga hidupnya tak pernah bahagia akan memiliki alter ego? Anak-anak lain diseluruh dunia, Rwanda, Afganistan, Irak, yang setiap hari berkejaran dengan peluru, melihat bom dan darah sebagai hal yang biasa, makan mungkin seminggu sekali itupun sepiring dikeroyok sepuluh orang, tidur beratap langit beralas tanah, anak-anak ditenda-tenda pengungsi karena rumahnya disapu banjir, tanah longsor, tsunami, lumpur lapindo. Anak-anak yang menjadi korban perkosaan bahkan oleh orang tua kandungnya sendiri. Pokoknya semua yang mendapat tekanan, yang memiliki perjuangan berat hanya untuk dapat terus bertahan hidup, apakah juga akan memiliki alter ego sodara-sodara? Jika semua demikian adanya, “apa kata dunia...?” kata Naga Bonar.

Saya ngeri membayangkan itu semua sodara-sodara, ngeri jika seandainya ternyata alter ego itu memang ada dan akan terjadi pada siapa saja yang tertekan (tolong bantu saya membayangkan kengerian ini sodara-sodara, saya tak sanggup membayangkannya sendiri, tak sanggup, hiks...). Bukan tidak mungkin pencetus perang bukan hanya Bush, tapi semua orang yang memiliki alter ego juga punya perang terhadap musuh masa kecilnya yang sudah membuat kebahagiaan masa kecilnya terenggut. (Walaupun tak dapat disangkali bahawasanya yang tidak memiliki alter ego juga punya perang dalam hidup). Bayangkan, jika separuh manusia di bumi ini memiliki alter ego, dan ingin membunuh orang yang pernah menghardiknya dimasa kecil, maka separuh bumi ini akan kosong karena pembunuhan setiap hari, penjara-penjara tidak akan sanggup lagi menampung para pembunuh, psikiater tak akan cukup untuk menyembuhkan ‘orang gila - orang gila’ ini. Hanya mujisat yang bisa menormalkan bumi ini. Hanya kebesaran Tuhan yang dapat mengatasi kekacauan ini. Hanya Tuhan sodara-sodara, hanya Tuhan, tak ada orang lain. Percayakah sodara-sodara akan kebesaran Tuhan? Percaya? Kalo begitu, mari kita sama-sama berdoa supaya alter ego itu hanya ilusi semata, bukan kenyataan. Berdoa mulai.....

Amin.




Share

2 Sep 2007

Tidak kah kau lelah

Mengapa Kepak sayapmu tak jua terhenti
Tidakkah kau merasa lelah dengan petualangmu
Belum jua kah kau temukan dahan untuk kau beristirahat
Berapa dunia lagi yang ingin kau jelajah
Hanya untuk dapat satu kata kepastian

Adakah kau dapat kebahagiaan dengan semua yang sudah ini
Adakah mereka bahagia dengan yang sudah kau lakukan
Adakah jejak-jejak yang kau tinggalkan berbekas biru kenangan
Atau hanya cacian karena sakit hati yang kau tinggalkan

Cukupkanlah sudah semua ini
Kita sudah tua marantai ketakpastian dari hari
Mari biarkan hati memilih Satu
Untuk jadikan tempat bersandar dan berteduh




Share

27 Agu 2007

Selamat Tinggal

Sudah saatnya
Aku pergi.
Sekarang.
Ke tempat yang semestinya.

Angin berhembus,
bawa aku bersama sepoimu
Aku rindu airmataku jatuh dan mengering
Diatas awanmu.

Senja sesudah gerimis
Jangan bawa aku kembali pada kenangan itu
Aku akan sangat sakit dihati
Apalagi Melihat pelangi itu melintang di horisonmu

Malam dengan purnama
Jangan ungkit itu lagi,
Kita sama-sama sakit melihat bintang bukan?

Sudahlah matahari pagi
Jangan lagi sengaja tinggalkan embunmu
Di atas daun bunga itu
Toh kau sendiri yang akan mengeringinya
Dengan cahaya siangmu yang angkuh.

Akh... sudahlah...
Aku cape' pada kalian
Aku mau pergi sekarang
Lihat...
Burung bangkai itu sudah tak sabar
Ingin segera mencicipi lezatnya tubuhku.
Selamat Tinggal.




Share

22 Agu 2007

Duri Darimu

Jangan Lihat senyumku...
Tapi lihat hatiku yang berteriak...
Aku tak sanggup...
Aku sungguh tak sanggup lagi.
aku sudah berjalan tertatih
Karena beban dipundak ini lebih dari seribu ton beban.
Dan aku tak sanggup memikul.

Lihat aku disini...
Aku menangis dalam hatiku.
Karena baru saja ku makan duri darimu
Yang kau beri tanpa perasaan.
Kenapa tak kau beri racun saja untukku
biar sekalian aku mati.
Biar kamu bisa tertawa puas terbahak
Biar aku Tak perlau tau lagi...
Seperti apa kamu membenciku.




Share

Bosan

Hari-hari semakin berat untukku...
Tiap detik yang kulewatkan adalah penat dan jemu
aku sakit berkalang kecewa.
Kadang ada tanya...
Kenapa aku terjebak disini.

Hidupku bukan bunga yang indah dipandang.
Hidupku bukan cinta yang pantas diceritakan.
Hidupku adalah duka yang aku tau sendiri.

Aku ingin tak lagi berada disini.
Pergi ke suatu tempat bernama kedamaian.
Agar jiwa tenang hati tentram.
Aku ingin pergi ke sana...
Entah itu di mana.

Tuhan...
Jika memang hari-hari yang terjadi adalah kehendakmu,
Ijinkan aku berterima kasih...
Meski aku tak pernah ingin mengatakannya.




Share

15 Agu 2007

Bukan Sekarang

Tanganmu yang lembut menyambut aku dalam kerinduan yang tersangat. Kurasakan pelukanmu adalah kerinduan yang kau tumpahkan karena telah cukup lama kutinggalkan engkau dalam sepinya desa, tempat kita dulu bersama menghabiskan musim. Pelukanmu bergetar. Masih sehangat dulu ketika aku tinggalkan engkau kesuatu keterasingan dan kau katakan "Kembalilah kesini ketika kau lihat hari esok untukmu bukan lagi bayang-bayang."
Ketika lepas pelukmu, kau cium aku dengan cinta yang tak pernah kudapatkan dari siapapun. Itulah yang selalu membuat aku bangga memilikimu hingga kemanapun kaki ini melangkah tak kan pernah takut suatu saat kau akan meninggalkanku.
Kugenggam tanganmu yang mulai menua, sambil kubisikan padamu betapa aku juga sangat merindukanmu. Kau terisak mendengarnya, "kehadiranmu disini adalah kerinduan yang tak perlu kau katakan" katamu sambil membelai pipiku.
Mama ... kembaliku kesini hanya untuk mengatakan betapa aku sangat mencintaimu.
Doakan anakmu ini terus, karena hingga hari ini... hari esok masih bayang-bayang untukku.



kita akan bertemu lagi mama, walau bukan sekarang.




Share

Lihat Disana

Lihat disana...
Dimana senja bersemayam...
sebentar lagi akan hilang terganti malam.
Lihatlah sepuasmu...
Sebelum kamu merasa kehilangan dia.

Lihat disana...
Malam telah datang...
Jangan kamu hanya melihat gelapnya dan mengeluh...
Tapi lihat bintang yang bertabur disana...
Resapi kedasar jiwa...
Kamu akan tau kenapa malam harus ada bintang.
Ceritakan itu kepada dunia
Karena dunia harus tau itu.

Lihat disana...
Ada anak kecil mencari setetes minyak tanah...
Untuk pelita dirumahnya.
Jika kau memilikinya...
Berilah dia barang setetes...
Syukurnya bukan hanya sekedar syukur
Syukurnya adalah doa untukmu
Karena malam ini dia akhirnya bisa melihat pelitanya bernyala.




Share

11 Agu 2007

Hadiah Ultah


Senja, pukul 17.35, waktu kamu sms
Kamu : Do, ni hari aku ultah... blh g aQ minta hadiah dari kamu
Aku : boleh... apa...? jangan yang mahal ya...
Kamu : g, ni g pake duit kok...
Aku : klo gitu apa dong...? kompie km ngadat ya?
Kamu : bukan, pokokNya Ada dech...
Aku : trs apA dong, masa km minta hadiAh DaRi aQ tp km G mo KasiH tau minTa apa?
Kamu : Kamu datang aja ke kosku ntAr malam Ya... nNt br Aku Ksh Tau km Apa.
AkU : yach,... Ntar Mlam aq g bisa,...
Kamu : keNApa...? Mo ke Cewek km ya...?
Aku : g, aq jaGa ntar malam
kamu : sAmPe jam BerapA..?
Aku : sampe Jam 11.
Kamu : kLo gitu Km Datang aJa jam 11 ke kos..
AKu : mang gpp aQ ke Kos Km tengah malam gt...?
Kamu : GpP, gak ada larangAn berkunjung kok,... datanG ya, aQ tgg ya.
Aku : ya DeCh, aQ usahain ya...
Kamu : PokokNya Harus datang abis jaga, Q gak peduli mo jam berapa km DaTanG.
"HARUS DATANG". Da....a..
Aku : (diam)

**** D****

Kupang, tengah malam, di kos kamu.

Tiba dengan lelah, tubuh malasku menjilati ranjangmu, sekedar renggangkan otot-otot yang kejang setelah seharian mengais rupiah.

Kamu, berdiri disitu, bersandar, dipintu yang tertutup, lembarannya dari triplex tua yang sudah mulai keropos. Menatapku, dalam diam...

"orang baru sampe buat kopi kek apa kek..." aku, coba bercanda.

"Do, lo tahu gak?"

"Ia, lo mo minta hadiah ultah kan? Dah tau kok, lu mo minta apa? Jangan yang macam-macam, aku lagi kere."

"Aku gak minta macam-macam kok, cuma satu macam" kamu tersenyum dengan candamu yang dingin. Aku tersentak, bukan oleh candamu. Senyummu. Astaga, senyummu menggetarkan imanku dalam kamar yang hanya kita berdua.

"trus apa dong?" jarak kita hampir dua meter, dan mata lelahku mulai menjangkau matamu dalam tatapku yang samar diterangi lampu 45 watt. Mata itu. Akh... Telaga bening yang selalu kurindukan dalam hari-hariku dulu, ketika aku begitu mencintaimu. Cahaya dari mata itu yang selalu membuat tidur malamku tak pernah nyenyak. Itu dulu, ketika akhirnya kamu pergi untuk menuntut ilmu di java sebelum aku sempat berkata tentang cintaku padamu. Berwaktu-waktu setelah kepergianmu aku disini memeluk rindu hanya dalam bayang rapuh. Gelap. Aku bahkan tak mampu meraba. Lalu aku jatuh cinta pada orang lain dan cahaya dari matamu mulai kulupakan perlahan demi perlahan hingga akhirnya aku tak ingat apapun tentang matamu, senyummu, cinta dan kerinduanku padamu...

"Do, aku selalu ingat kamu kalo lagi lihat purnama." Tubuh malasku langsung bergerak duduk diranjang besar milikmu. Ingat aku? Sesuatu yang tak pernah kusangka. Aku bahkan selalu berpikir bahwa kamu tak akan pernah ingat aku lagi. Dan mengingatmu saat purnama adalah Sesuatu yang tak pernah aku lakukan setelah beberapa bulan tak bersamamu... Apalagi setelah kepergianmu, aku disini selalu dipeluk cinta yang hangat, yang benar-benar memanjakanku, walau pun pada akhirnya aku hancur karena cinta itu.

Aku mulai gugup. Buku usang yang sudah sempat terbuang itu kini ada dihadapanku, dan lembar demi lembar kenangan yang kita tulis bersama mulai terbuka secara otomatis dari file benakku. Aku, yang dulu begitu mengagumi dan mencintaimu, aku yang sekarang telah melupakan semua tentang kita dulu. Dan sekarang, kamu sendiri yang mengundang aku untuk mengingat semua memory yang telah terkubur itu. Dan aku...

"Mang apa hubungannya purnama sama ultah lo?" Aku sengaja lupa bahwa kita dulu pernah bersama dibawah bias purnama, menikmati purnama itu hingga larut malam, kemudian mengumpamakan diri sebagai bintang dan bulan dengan mengalihkan pembicaraan, kembali ke topik kenapa aku datang ke kos kamu.

"Menurut kamu wajar gak cewek ngungkapin perasaannya ke cowok?" Kamu tak bergeming, pengalihan topik gagal.

"Ya wajarlah, sekarang kan jaman modern, orang-orang dah pada modern dengan pikiran yang modern, picik tu orang klo bilang pamali cewek nembak cowok."

”Aku sudah nunggu lama Do, lama banget, aku pernah ngerasa gimana yang namanya bosen nunggu. Tapi aku tetap nunggu. Aku tau disaat aku menunggu, ada resiko dimana aku harus sakit melihat orang yang aku tunggu bertengger di bunga yang lain. Aku tau Do, aku tau bunga itu beracun untuk orang yang aku cintai, tapi aku gak bisa ngelarang dia untuk terus hinggap dibunga itu.”

“Kamu ngomong apa sih dari tadi, kamu panggil aku buat minta hadiah ultah ato apa?” Gugup, gagap, bingung mulai berperang dalam benak. Gak ngerti sebenarnya yang terjadi.

“Bunga itu sudah mengangkatnya terlalu tinggi dari tempat yang tak bisa lagi ku jangkau dari tempatku berpijak, tapi pada akhirnya menjatuhkannya kedasar yang aku juga tak bisa mengangkatnya.” Kamu menarik napas. Sepertinya terasa berat bebanmu. Aku memilih diam, membiarkanmu menghabiskan sisa cerita.

“Aku ikut sakit, aku ikut terluka ketika dia terkapar tak berdaya karena racun dari bunga itu. Aku menangis ketika dia menangis. Aku bahkan ingin sekali membelainya dan menenangkannya, tapi bahkan aku tak sanggup lagi mendekatinya…” Sejenak kamu terdiam. Tapi tatapmu tak melepaskan mataku. “Ketika dia berada dalam kehancuran dan membutuhkan semangat untuk bangkit, aku ingin ada disana menyemangatinya. Ketika dia membutuhkan seorang teman, aku ingin ada disana menemaninya. Ketika dia membutuhkan air karena dahaganya, aku ingin sekali menjadi mata air baginya. Tapi Do, lagi-lagi aku tak bisa mendekatinya. Dia telah masuk kedunia lain setelah kehancurannya. Dunia yang dia pikir bisa membuatnya jauh dari hiruk pikuk cinta. Padahal justru disitu dia menghancurkan dirinya sendiri. Aku yang tak bisa mendekatinya lagi berusaha sebisa mungkin agar dia jauh dari dunia itu, kudekati sahabat-sahabat terbaiknya untuk menyadarkannya. Kukirimkan doa untuk kesembuhan hatinya dalam setiap waktuku. Hingga akhirnya kemarin aku temukan dia telah berada pada jalan yang seharusnya, walau aku tau, terkadang dia masih bersenggolan dengan masa lalunya.” Sekali lagi ku lihat kau menarik napas panjang. Masih berat.

“Aku sangat mencintainya dari semua yang pernah kucintai, tak ada perumpamaan yang dapat mewakili rasaku. Semua kata bahkan serasa tak punya makna.” Kamu memandangku sambil berjalan kesisi ranjang.

“Do, kamu bisa kan Bantu aku untuk bilang padanya bahwa aku sangat mencintainya?”

Aku menelan ludah, pahit. Kutekan rasa gugupku, kutekan gemetar hatiku.

“Do, kamu bisa kan? Ini hadiah ultah yang kuminta dari kamu. Plez…”

kamu memohon. Ada bening mengalir dari telaga indah milikmu.

Aku masih diam, menatap telaga bening milikmu hingga kedalam dasar, kutemukan disana sepotong hati yang sangat berharap. Sepotong hati yang dulu sangat kuharapkan, kini mengharapkan aku menyampaikan cintanya pada seseorang yang entah siapa.

Jelas aku terkejut. Jelas ada rasa enggan jika aku yang harus menyampaikan. Jelas, sangat jelas lubuk hatiku tak akan rela kamu bersama orang lain.

Aku yang ini, yang ada dihadapanmu sekaranglah yang mencintaimu dengan segenap hati. Walaupun itu dulu. Walaupun pada akhirnya rasa itu sudah mati. Tapi sekarang, setelah semua yang baru kamu ceritakan, tiba-tiba rasa itu kembali tumbuh entah dari mana datangnya lagi. Aku ingin kamu mencintaiku saja. Bukan orang lain.

Aku tercipta bukan untuk menjadi mak comblang bagimu. Aku diciptakan untuk mencintai dan memilikimu. Tapi kenapa sekarang kamu mengundang aku untuk membuat luka diatas rasaku sendiri?

“Do, kamu bisa kan?” airmata tiba-tiba mengalir deras. Sebegitu besarkah cinta yang kau pendam sekian lama hingga harus tertumpah airmatamu. Kenapa harus kamu memohon padaku dengan airmata? Tidak tahukah kamu jika melihatnya aku luruh dalam segala?

Oh tidak… jangan paksa aku melakukan hal menyakitkan ini. Plez… aku tak sanggup. Tak adakah hadiah lain yang bisa membuat kita sama-sama merasa bahagia?

Kamu masih terisak menatapku. Dalam memohonmu. Dan masih dikedalaman telagamu yang membanjir, memang kutemukan sesuatu yang sangat jujur disana berbicara. Seolah itu dari dasar nurani.

Terasa berat saat kepala ini akan terangguk setuju. Kerongkonganku bagai disumbati sebongkah batu “aku harus bilang ke siapa, **?” akhirnya dengan suara yang kupaksakan keluar juga.

Masih dalam tangis kamu tersenyum mendengarku.

“kamu benar mau bilang ke dia Do?” kenapa harus ditanya lagi? Akh… langsung bilang kenapa? Aku kembali mencoba mengangguk.

Lalu tanpa sepatah kata kamu bangkit dan menarikku turun dari ranjang itu. Berdiri. Sesaat aku tertegun. Bertanya. Apa yang akan terjadi lagi?

Kamu tepat didepanku. Menatapku dalam diam yang panjang, mungkin mencari kesungguhan dari mataku atas jawaban yang kuberikan. Tapi akh... Jangan menatap aku seperti itu. Kamu tahu kan aku tak pernah bisa menatap mata itu lebih dari sepersekian detik.

Tanganmu tiba-tiba menggengam erat tanganku yang gemetar dan berkeringat dan menuntun untuk memegang pinggangmu, dan tanganmu kau tempatkan persis di kedua bahuku. Hhhhhh… aku pernah memimpikan ini dulu terjadi. Tapi itu tidak lagi berlaku sekarang saat kamu ternyata sangat mengidamkan seseorang yang bukan aku. Dan kini, kita nyaris tak berjarak, hanya terpisah mungkin sesenti, setelah dulu samudra pernah memisahkan kita dan harapanku padamu.

Aroma tubuh dan napasmu menyenggol indra penciumanku, merasuk hingga ke kedalaman paru-paru, lalu berlabuh dihati. Ada kebahagiaan yang tersangat. Tapi aku sadar bahwa itu hanya sebentar. Karena sesaat lagi pelukan ini akan segera lepas dan aku kembali tersakiti. Aku sudah tak kuat lagi. Aku ingin segera melepaskan, lalu pergi sejauh mungkin dari tubuhmu. Tapi tiba-tiba, saat aku tak sanggup menatapmu dan pandangku menerawang langit kamarmu, cup… sesuatu yang dingin menyentuh bibirku. Kecupanmu. Aku tersentak. Tak menyangka. Senjata macam apalagi yang kau pakai meremukan aku untuk menyampaikan pesan cintamu? Aku memandangmu, masih tak percaya kau baru menciumku. Tapi kamu tersenyum seolah penuh kemenangan.

“Do, orang itu adalah kamu.” Lagi-lagi kau buat aku terbelalak. Untungnya dokter tak pernah mendiagnosa aku ada penyakit jantung. Lalu satu kecupan darimu kembali mendarat. Lagi, dan lagi, dan aku masih tak percaya semua itu. Kucoba mencubit lenganku. Sakit. Berarti bukan mimpi. Lalu pelukanmu makin erat diantara kebingunganku.

"**, ni bukan mimpi kan?" aku bertanya diantara rasa tak percaya. Kamu tersenyum dan menganguk meyakinkanku.

“**, are u sure?” Tanyaku lagi meyakinkan hati.

“ya, ini hadiah ultah yang aku minta dari kamu Do, cinta kamu… aku tau kita sudah lama saling mencintai. Tapi aku tau kamu gak akan pernah bisa bilang karena aku tau seperti apa kamu. Kamu terlalu malu untuk bilang perasaan kamu. Kamu terlalu lama membiarkan rasa cintamu menyiksa diri kamu. Aku selalu menunggu kamu Do, tiap hari, tiap detik. Tapi aku sadar bahwa penantianku akan sia-sia kalo bukan aku yang mengambil inisiatif untuk ngomong duluan.” Dan lagi-lagi… cup… ciumanmu kali ini kusambut tanpa ragu. Dan…

"Kamu mau kan menjadi bintang untukku?" Aku mengangguk pasti. Siapa Takut...???

"**, aku sudah mencoba untuk lupa bahwa aku pernah bermimpi menjadi bintang untukmu. Aku bahkan sudah membunuh harapanku untuk bisa bersama denganmu. Dan sekarang, hadiah ultah yang kamu minta ini sebenarnya bukan aku yang memberikan untuk kamu, tapi kamulah yang sudah memberinya untuk aku." Pelukanmu makin erat, sambil kepalamu bersandar didadaku.

"Thanks **, ini hari yang gak akan aku lupakan dihidupku." Ku ucapkan terima kasih yang tulus, yang tak pernah terucap dari bibir ini sebelumnya.

Masih ada bening mengalir dari telaga indah milikmu. Tapi aku tau, itu berasal dari kebahagiaan hari ini.

Bukan hanya hari ini dan esok aku ingin menjadi bintang untukmu **, tapi aku ingin selamanya menjadi bintang dihatimu. Agar selamanya aku bisa memelukmu, entah itu saat mendung, hujan, panas, kelaparan, entah itu dalam saat apapun, aku ingin terus bersamamu selamanya.

Siapa sih yang mo nolak klo cinta datang dengan tangan terbuka?

Lagian kan dah Lama pacaran dengan someone tapi kayak still jomlo...

So... hari gini... Jomlo.... Cape DeH....!!!

Thanks God… cinta yang kucari selama ini telah kembali.

“Terkadang Tuhan terlebih dahulu memberikan orang yang salah untuk kita cintai, baru sesudah itu memberikan orang yang benar. Sehingga ketika hal itu terjadi kita akan sangat bersyukur.”





dedicated to my master DW

Kita punya cerita yang hampir sama boss... but BetHa agak happY Ending...





Share

10 Agu 2007

S M S

Tiba SAat,
Pejamkan mata,
naikan Doa, ucapkan Syukur.
Lelaplah dalam Damai...
Bermimpilah tentang cinta yAng mEranGkulmU iNdah
MeT boBo NoNa maNis.
GBU

=====+=================+================

MeT UltaH ya NoN...

JiKa kaU PerCaya
baHwa Hari2 yg terjaDi adalah KaRena Kuasa_Nya
maKa perCayalah...
samPai saat DimanA detik-detiK tak lagi beRjAlaN
DiA masih teTap menDekapmu dengan KasiH.
MeT UltaH ya NoN...




Share

Jika Rindumu Biru

Jangan bawa aku hingga ke sudut gelap...
Aku takut sendiri datang menghibur
karena dia sia-sia dalam ceritaku.

Jangan bawa aku ketengah telaga dalam
Pada dinginnya aku jenuh
Pada basahnya aku jemu...
aku takut gemetarku adalah gempa dashyat
menghancurkan dirimu...
dan...
aku.

Bawa aku pada merah hatimu...
akan kuukir namaku bertinta emas
tak akan terhapus masa
tetap berbinar...
tak berlapuk.

Bawa aku pada biru rindumu
aku ingin putih cintaku
bercampur seribu warna cintamu

Indahkan aku sekarang
karena aku butuh itu.




Share

Potretmu

Dan pada potretmu
Kubingkaikan cerita mengagumkan
Tentang aku yang mengagumi...
Senyummu…
Pribadimu.

Tentang aku yang mencintaimu.




Share

Selesai

Kelar sudah aku menunggu
Dimulai dari baris-baris harap…
Berakhir dititik garis batas

Sempurna sudah patahku
Hingga sayap tanpa fungsi kulepas lalu kutinggal
Pergi…
Tapi tak jauh…
Masih dekat bayangmu.




Share

17 Jul 2007

Sesudah berakhir segala (nasehat dari pencinta sejati)

Hanya makna cinta sejati yang dapat mengerti dengan benar arti sebuah derita dari sang pencinta sejati. Dari sebuah fatamorgana yang kau lihat dalam sebuah kenyataan, kau tak akan dapat jalan keluar apapun,selain berlari kembali pada kenyataan yang benar-benar nyata bahwa kau telah ditinggalkan.

Dan dari semuanya itu, apapun yang ‘kan kau lakukan adalah rasa sakit yang mendera. Berjalan disetiap jalan adalah kenangan yang menyakitkan. Karena kau butuh seribu tahun untuk melupakannya, bersama memori yang pernah kau ukir bersamanya.

Namun bila rasa sakit itu datang tiap kali kau melangkah, jangan pernah membenci apapun yang kau lakukan dulu. Karena kau yang menginginkan semua terjadi. Rasakan semuanya itu sebagai keindahan, tanpa meninggalkan satupun titik memori yang pernah kau ukir bersamanya.

Menangislah bila kau menginginkannya. Namun jangan airmata itu dengan kebencian, tetapi jadikanlah itu satu refleksi diri, bahwa apa yang kau lakukan dulu, tidak semuanya adalah kebaikan.

Bangkitlah sekarang juga dari keterpurukanmu, karena hidup ini masih membutuhkanmu, untuk bisa hidup lagi dengan lebih indah, diatas hidup yang indah nanti.




Share

Hhhhh.............

Pagi kembali menerobos di tiap celah

Dibonceng mentari yang kuanggap angkuh bercahaya

Menggeser indahnya purnama dan sepinya malam

Yang sedari tadi bersamaku berteman...

Ketika tak bisa kupejamkan mata karena rinduku padamu.


Entah telah berapa purnama menemaniku tanpamu

Entah telah berapa purnama kulewatkan dengan gelisah

Karena mengingatmu membuatku terbuai dalam rindu yang dalam

Bahkan kenangan merayuku sampai ingin tertidur.


Tapi aku tak bisa terlelap...

Karena cintaku untukmu....

Membuatku harus bangkit dari keterpurukan.

Dan aku memang harus bangkit dari rasa sakit ini

Menjelajah setiap cara untuk bisa mati tanpa rasa sakit

Biar bisa kurintis jalan disuatu tempat yang tak seorang pun tau

Dimana yang ada hanya aku dan kamu dalam segala bahagia

Karena aku pasti akan kembali untuk menjemputmu

Setelah kurintis jalan terindah itu.




Share

Fatamorgana Darimu 2

Kau datang untuk hadirkan cerita hidup

Yang tak akan kulupakan dihidup

Memberi warna dalam setiap jejak yang kutanggalkan

Yang sebelumnya adalah hitam dan putih

Mengapa tak pernah kau katakan dari dulu

Bahwa semuanya hanya warna kelam?




Share

Yang Kau Beri

Kau dekatkan aku pada cinta

Kau jelaskan padaku apa arti hidup tanpa cinta

Kau memberiku arti cinta itu.


Sesaat aku merasa damai dalam pelukmu

Lalu kau melempar aku jauh dari cinta itu sendiri.

Dan kau tinggalkan aku dalam kehancuran

Tanpa sempat ku berpikir

Saat kau memeluk dan menciumku

Itulah saat terakhir...

Dari segala yang kau beri untukku.





Share

Fatamorgana darimu

Dalam kesesakanku...

Aku masih terus mencarimu dalam nurani yang mau terbongkar

Ketika sudah selesai kuterjang duri

Renangi lumpur

Ketika diri ini mulai lelah lemah

Hingga peluh mulai memerah

Kusadari bahwa yang kudapat darimu selama ini

Hanya fatamorgana.


Sungguh sandiwara indahmu telah kaburkan matamu




Share

Kupikir di sini ada damai


Kutinggalkan segala...

Arungi samudra ganas,

Biar antara kita jarak semakin panjang

Karena mungkin untuk melupakanmu...

Butuh samudra memisahkan.


Aku tiba disini

Aku asing disini

Tanpa teman kurenungi segala ketidakberdayaan dan kebodohan

Tapi mungkin aku salah memilih tempat

Karena disini aku semakin merindukanmu.


Aku ada disini

Karena kupikir disini ada damai

Kupikir disini aku bisa berpaling meninggalkan cintamu

Tapi ternyata disini aku terus menangis

Karena ternyata aku masih terlalu mencintaimu

Sungguh.. ternyata aku tak setegar karang


Nembrala, 7 februari 2007





Share

Dalam Kecewa kumenunggu

Kepingan hati ini makin jatuh terpuruk

Diatas lumpur cinta yang kau beri

Karena luka yang masih basah ini

Semakin kau buat perih dengan bencimu.


Ketika kusadari kita bukan lagi satu cinta

Perih ini makin menyayat

Mengiris kian tipis hati ini

Sungguh duka ini tak dapat kutanggung lagi

Mungkin mati jalan terbaik.


Mengapa harus jalan perpisahan ini yang kau pilih

Tak adakah perpisahan yang lebih indah dasri ini...?

Tak sadarkah dirimu

Luka ini tak ada yang mampu mengobati...?

Kepingan yang sudah kau buat dihati ini

Hanya kau sendiri yang mampu menyambungnya utuh lagi.


Hari ini..

Kutunggu hadirmu disini

Memberi warna baru hidup ini...

Dan bila esok kau kembali

aku disini tetap menunggu dengan cinta

tak akan kupikirkan apa yang sudah kau berikan dulu

karena aku sangat mencintaimu.







Share

Hampir mati karena cinta

Satu persatu hari kulalui tanpa cerita darimu

Senyum yang dulu tulus kau beri

Kau sendiri coba usangkan dari hatiku.


Dulu kau yang mengangkat derajat cinta ini

Lalu kau sendiri yang melemparnya

Kedalam jurang yang tak pernah kuduga dalamnya.


Satu arti dari hidupku yang sudah sempat mati

Kau sendiri yang bangkitkan untuk kembali kunikmati

Lalu kau sendiri yang mencampakannya

Membunuhnya sampai mati,

Bahkan berusaha menguburnya dengan tanganmu sendiri.


Kuterima semua ini dengan lapang dada

Walau hati menjerit...

Tapi cinta untukmu tak akan pernah mati

Walaupun nanti...

Tanah sendiri datang menguburku.







Share

Untuk sebuah cita-cita

17 desember 2005


Bahkan jika mencintaimu pun aku berdosa

Tak akan menyurutkan langkahku...

Untuk hadir disetiap mimpimu

Tak akan mengendorkan semangatku untuk berhenti mencintaimu

Karena darah cintamu telah mengalir disetiap titik tubuh ini

Menyatu dalam setiap detak jantung yang tak akan mati

Untuk merindukanmu disetiap detik kenangan yang kulewatkan.


Sudah satu musim kita tak bersama

Hingga waktu sendiri akhirnya sembuhkan lukaku

Tapi waktu tak bisa membuatku berhenti mencintaimu

Bahkan ketika kau coba membuatku membencimu

Justru cintaku makin dewasa mencintaimu.

Karena napasmu adalah napasku...

Telah menyatu dalam setiap udara yang terhirup....

Berjalan bersama angin lembut yang membelai.


Sudah satu musim kita tak bersama

Sampai saat hujan ini turun

Aku masih berharap kita kembali bersama seperti dulu

Merangkai cita-cita dalam mimpi bersama

Diiringi doa-doa khusuk dalam setiap malam yang dilewati

Agar kita bisa kuat dalam iman dan pengharapan

Ketika senandung cobaan datang menggoyahkan hati.





Share

Mengenang

Dua tahun

Suka dan duka adalah milik kita

Merajutnya dalam satu asa yang melambungkan segala

Adalah hanya mimpi yang tak mengingkari

Kita masih tetap bayang-bayang menakutkan

Sekalipun kita adalah cinta yang tak mungkin terpisahkan


Jalan ini tak pernah semulus yang kita bayangkan

Adalah beling dan duri menunggu serius menikam

Haruskah asa ini ditinggalkan hanya untuk menghindarinya?


Dua tahun bukan sesingkat sedetik berjalan

Bukan sesingkat setapak kaki melangkah

Bukan sesingkat matamu berkedip

Bukan semudah membalikan telapak tangan


Dua tahun berjalan

Jika hari ini

Kita masih tetap ada disini...

Saling berbagi seperti cinta yang dulu hadir dihati kita

Adalah karena cinta yang ada dihati ini

Tulus kuberikan hanya untukmu.







Share

14 Jul 2007

Malam ini… Sepiring nasi babi, Segelas teh hangat, Sebatang rokok… Mengantar kita kembali bersama… Dan… Ehm… Lagu lama… Cerita lama… Catatan-catatan yang terlupa… bekas-bekas yang telah terhapus menari lagi diingat kita… Lalu berderai tawa… Sakit yang pernah ada terlupakan, Bahkan luka yang menganga itu seolah tak berbekas, rindu yang sempat terlupa ikut datang bersama cinta yang hampir mati, hanya untuk sekedar menghampiri, dan mengingatkan hati jangan sampai terantuk pada batu yang sama untuk kedua kali. mungkin... bisa jadi jika malam ini tak pernah ada akhir... Cinta itu akan ada kembali

Akh... ternyata kita sedang mengenang kebodohan masa lalu.




Share

Optimismeku

Ah… apakah aku terlalu pesimis memandang hidup ini…
Harusnya aku coba bangkit bukan…???
Melawan ketidak mampuan diri…
Dan menunjukan pada dunia,,…
Bahwa inilah aku…
Memiliki masa depan secerah matahari…
Mampu berjalan bahkan dibawah tindihan seribu ton beban dipundak
Bisa melakukan apa saja yang bahkan tak bisa dilakukan Einsten
Tak akan sebodoh Romeo yang ikut-ikutan mati hanya karena cinta yang bodoh.

Seharusnya pada orang aku jangan berkeluh kesah
Seharusnya aku menjadi tempat berkeluh kesah...
Seharusnya aku berteriak saja...
Biar terdengar orang segala penjuru...
Inilah aku… sahabat terbaikmu…
Saudaramu dalam setiap penderitaan
Penolongmu dalam setiap masalah…
Yang menjadikan setiap hari sebagai cerita…
Dan setiap moment yang terjadi adalah renungan.


Ketika Aku merasa bisa optimis.




Share

Renungan Malam 2 (Pesimismeku)

Kupejamkan mata sesaat…

Masih dalam diam…

Masih dalam sepi…

Masih dalam sendiriku…

Merenung…

Entah…


Coba bersenandung…

Sebisa mungkin meski gagap dan sumbang

Setidaknya mungkin bisa terusir sepi

Dan tak hanya sendiri dalam diam.


Coba bangkit dan berjalan…

Tapi ragu kemana arah yang jadi tuju…

Karena sudah banyak kegagalan…

Berbekas jejak dari arah yang pernah kutinggalkan.

Sudah seribu onak pernah menikam

Sudah seribu telaga Lumpur kurenangi

Dan aku kini telah sampai pada titik lelah

Dan trauma membuatku enggan memilih arah tuju yang baru.


Kembali aku terdiam

Dalam sepi

Dalam sendiri…

Tak ada teman…

Seorang diri aku bertahan

Entah sampai kapan…

Aku masih belum tau…

Mungkin esok….

Tapi mungkin juga tidak mungkin esok…


Masih dalam diam…

Tertegun…

Apakah merenung…?

Tidak…

Bukan merenung….

Karena aku adalah renungan itu sendiri.




Menjelang pagi

aku, yang masih terpaku pada kegagalan...





Share

8 Jul 2007

Sudilah kiranya...
Kau tempatkan aku,
Disamping istana permaimu...
Dan dengan segala kejujuran dan ketulusan,
aku bersumpah sambil bersimpuh...
Hingga ajal tiba,
aku akan tetap menjaga hatimu...


jam 4 subuh...
CTI Warnet...
Ketika aku sendiri bercengkrama dengan bintang redup




Share

Menanti asa

Kuayun langkah...

Susuri tulusnya hatimu

Kucoba berpikir...

Segala tentangmu adalah kejujuran

Kutelah bersabar...

Cintamu nanti hanya untukku

Kutuai janji...

Kau tak akan tinggalkan aku

Telah kuhadirkan...

Seribu janji untukmu


Telah kulakukan...

Seribu setia unutkmu


Telah kukorbankan...

Segala waktu dan cintaku untukmu


Telah kuberi...

Segala harapan yang kau ingin dariku

Sambil berharap...

Segala yang kuberi itu

Nanti akan luluhkan hatimu

Nanti akan membuat cintamu tulus untukku

Hanya untukku...


Dan aku tak pernah berhenti berharap

Karena aku sangat mencintaimu.




Share

28082005


Tawamu bukan lagi bahagiaku

tapi sedihmu masih tetap dukaku.

Ketika tangismu hadir diatas hadapku

Airmatamu adalah belati yang menusukku

Karena kini tak dapat lagi...

Ku seka Airmatamu dengan kecupanku


Sungguh...

Andaikan sedihmu ini dapat kurampas dan kuganti bahagia

Akan kulakukan agar airmatamu tak mengirisku

Tapi kini kita dipisahkan satu cinta yang kau pilih bukan diriku

Dan aku takut melangkahi

Karena pasti akan menyakitimu.


Sayangku yang sangat kucintai...

Mengapa saat ini masih kau simpan sedih dihatimu

Bukankah kau tinggalkan aku Untuk cari bahagia

Yang belum pernah kau dapat dariku...??

Bukankah sudah kurelakan pergimu

Karena ku disini tak mampu bahagiakanmu...??


Jika kutau ini yang akan terjadi...

Aku tak akan pernah melepaskanmu dari hidupku

Tak akan pernah sayang..

Tak akan pernah...

Bahkan ketika kau sangat menginginkannya sekalipun.

KARENA AKU SANGAT MENCINTAIMU.




Share

Utusan Cinta

Aku datang dari cinta

Berbalut jubah kesetiaan

Menjunjung tinggi kejujuran

Bertongkat ketulusan


Aku datang atas nama cinta

memuja segala yang mengagungkan cinta

membunuh segala yang menyakiti cinta


Aku datang diutus dewa cinta

berkuasa atas segala cinta

tapi tak akan mengatur cinta dihatimu.




Share

mo nangissss...

Jangan kira aku tak sedih

Karena tak kau lihat aku menangis

Sesungguhnya hatiku lebih hancur dari menangis

Dan darahnya terus mengalir tak mengering


Jangan kira aku tak mencintaimu

Karena ku relakan engkau pergi...

Sesungguhnya ingin kupeluk dirimu dan tak ingin ku lepas

Biar kau tak bisa pergi kemana

Biar kau bisa terus di sini bersamaku

Dan selamanya ingin kuikat dirimu.


Tapi kau tetap pergi juga

Tinggalkan aku dalam sepi yang merongrong

Aku tak kuat menghadapi ini sendiri

Jiwaku terlalu labil untuk tak bersamamu

Tak adakah jalan untuk kita bersama lagi...?

Tak adakah maaf unutk satu cintaku...?

Bukankah setiap orang berhak atas kesempatan kedua....?


Aku mencintaimu lebih dari segala...

Dan kupikir...

Lebih mati bila tak bersamamu.

8 juli 2004




Share

Hanya Ingin bersamamu...

Aku ingin terus bersamamu

Didalam setiap hari

Dimana canda ceria menyengat matahari

Dan tak membuatnya terik.


Aku ingin terus bersamamu

Lewati pekatnya malam

Sambil menyulam cerita

yang tak membuat sepinya malam

jadi semakin bisu.


Aku ingin terus ada disini

melukis keabadian kasihku padamu

lewat alam yang tak pernah bosan

memberi keindahan pada mata.


Tapi sungguh

Disini keraguan masih berselimut….

Dan cinta masih mengepalkan tinju

Diatas mahkota kesucian

Manakala kucoba dekati dirimu dari sudut kasih yang lain.

Padahal disini aku sangat merindukan hangat

Bukan dingin dikesepian abadi.




Share

Judul apa e...???

Pelita telah padam seribu hari yang lalu

Diganti kesunyian dari alam gelap yang beku

Suara-suara yang terdengar adalah jeritan ketakutan

Karena ancaman kepiluan selalu datang setiap saat

Dilorong menuju terangnya hari.


Lilin jiwa yang coba dinyalakan

Hanya sesaat hadir sebagai dongeng pengantar tidur

Lalu mencair tak berbatang karena panasnya halangan...

Lebih kejam dari dekapan dewi cinta.


Sunyi..

Kelam...

Gelap...

Mencekam...

Apalagi ketika cengkraman masa

Mencekik leher yang mencoba melepas kenangan.


Ketakutan...

Airmata...

Luka...

Lalu berdarah...

Semua menyatu dalam perihnya cabikan cinta

Ketika benih pengkhianatan

Lebih subur dari kesetiaan.


Aku semakin tergetar oleh kesedihan abadi

Tak ada sedikitpun bayang-bayang sukacita hari esok


Aku ada diantara lumpur penderitaan yang hendak menelanku

Dan tak ada penolong yang datang

Ketika aku sayup-sayup memanggil.


Cinta kini terlalu kejam

Datang dengan jubah sukacita yang rapi

Tapi membunuh ketika tersingkap didada sang pemakai.




Cinta, bisakah hari ini tak ada cinta yang berdusta...???




Share

Love Forever...

Ada rindu yang datang menyelinap

Menghampiriku diantara sepinya malam

Rindu yang mengajakku untuk kembali mengingatmu

Mengenangmu diantara hadirnya bintang-bintang malam

Tentang cerita yang kita buat,

Yang dulu dan sekarang dan yang akan datang


Sesasat aku ragu untuk terus merindukanmu

Ragu bahwa kau disana juga akan merindukanku...

Tapi cinta yang ada dihati ini untukmu

Terus mendesakku untuk terus merindukanmu

Walau aku tau itu hanya buang-buang waktu.


Sadarilah...

Antara ada dan tiada dirimu..

Aku akan tetap mencintaimu selamanya






Menjelang pagi....

26 april 2006




Share

30 Jun 2007

Mungkin Gak Ya...???


Adakah mungkin masih mengharapkanmu

Diatas waktu yang telah menawarkan rasa cintamu

Setelah sekian lama kita tak pernah saling menyapa..??


Adakah mungkin masih mengharapkanmu

Diatas cinta yang sudah kau berikan pada orang lain

Setelah sekian lama tak pernah kau rindukan aku...?

Adakah mungkin masih mengharapkanmu

Diatas kesempurnaan yang kini memelukmu

Setelah kini kusadari...

Ternyata dulu aku tak pernah memberimu rasa yang sempurna..??


Antara kita sudah seabad berpisah

Tapi waktu belum bisa merobah hatiku

Untuk berhenti mencintaimu

Ciumanmu masih bergetar

Pelukmu masih hangat

Bagaimana mungkin melupakanmu

Jika luka ini masih basah belum terobati...??


Aku bisa membencimu

Karena luka yang masih pedih ini

Tapi aku tak punya hati untuk membencimu.





ketika terluka untuk kesekian kali




Share

Tiga Puluh Juni

Kau hadir diantara purnama dan redupnya sang bintang
Kau hadir diantara cinta yang membeku Karena dinginnya hidup
Kau hadir saat aku tak percaya lagi bahwa hidup punya seribu makna
Kau hadir diantara rindu yang semakin asing kurasa...
Dan kau berikan padaku
Cinta dan kerinduan yang begitu tulus kurasakan
Dan kuterjaga.

Diantara mimpi dan kenyataan
Kau yakinkan aku semuanya bukanlah fatamorgana
Kau coba bangkitkan aku dari tidur panjang cintaku
Bahwa hidup tak selamanya adalah mimpi
Harapanmu adalah kita terus bersama selamanya
Dan kau berikan padaku yang selama ini tak pernah kurasakan
Dan kuterjaga


Tigapuluh juni dua ribu tiga
Kusadari aku masih punya segudang cinta
Kuberikan tulus untukmu
Biarlah angkasa ini mengamuk karenanya
Aku tak akan pernah peduli
Kuterjang gelapnya malam
Hanya untuk bukti tulusnya juga cintaku

Tigapuluh juni dua ribu lima
Dua tahun sudah kita bersama
Merajut cinta diantara kerasnya hidup
Berbagi rasa diantara takdir yang tak bisa mempersatukan kita
Airmatamu, airmataku...
Jalan tak pernah mulus....
Bisakah kita sampai tahun depan lagi...

Tiga puluh juni dua ribu tujuh...
Kita telah ada diantara seribu luka
Terpisah jarak yang tak dapat ku hitung.
Selamat jalan cinta.


Kupang, 30 Juni 2007




Share