Ijinkan Hati Bicara...: Agustus 2009 google-site-verification: google642dcb3a3836b309.html

6 Agu 2009

Take care...


Aku ini memang debu jahanam. Yang tak perlu kau anggap bahkan bisa kau buang, kau ludahi dan kau injak sesukamu lalu terserah mau cacian apa kau beri. Aku ini memang anjing kotor berlumpur yang setiap hari berkubang nista hanya untuk jaga namamu agar tak tercoreng arang. Aku ini singa berbulu domba piaraanmu yang sangat rakus hanya ingin tubuh lalu bangkainya akan dibuang di selokan limbah. Aku ini memang lapar, memang haus kasih sayangmu, hingga bahkan terkadang aku terpaksa harus meminum airmataku sendiri ketika kau tak peduli padaku saat rinduku ada di titik puncak dehidrasi. Kemarin perasaan itu masih memanjaku. Tadi pagi pagi pun perasaan itu masih membangunkan dan menciumku.

Lalu tiba tiba saja, ada secercah ragu milikmu kembali datang menghantam permukaan ulu hati ku hingga perih sangat. Dengan acuh kau ludahi aku lalu tersenyum berlalu tanpa berpaling sejenak apalagi menyeka sisa lendir yang kau hadiahi bagi ku. Setega inikah kau pada aku yang kau anggap nista memiliki cintamu, pada aku yang kau anggap hina untuk memelukmu... sudah terlalu menjijikan kah rindu yang ku tampung setiap hari di bekas kubangan yang kita gali bersama untuk menyamarkan aib yang sudah bersama dengan suka cita kita reguk?

Siang ini kau telah tega menuduh untuk hal yang tak pernah ku lakukan tanpa mu. Hanya untuk menghindar dan menjauh demi cintamu yang lain. Kenapa tak jujur saja kau katakan sejak dahulu kala, ketika mentari belum sempat berpikir untuk terbit bahwa kau merasa tak pantas bersanding dengan orang semiskin aku?

Di tepi jalan ini kau biarkan aku lirih menatap mu pergi dengan amarahmu, tak kau pedulikan teriakan panjang dari sakit sebab hati ini yang ikut terbawa bersama mu pergi.... ‘kembalilah... kembalilah....!!!” namun hingga kau menghilang di simpang jalan itu, ku lihat kau tak coba menoleh lagi.

Pada akhinya suara lirih ini tersaput angin entah dibawa kemana pergi... “kembalilah... kembalilah... kembalilah...!!!” aku masih saja terus berteriak dengan berlaksa asa biar kau dengar dan mau kembali, entah apakah kau dengar... entah apa kau sadari...

Entah di mana kau sekarang...
Apa yang terjadi padamu sekarang,
entah apa yang kau lakukan sekarang,
adakah kau baik-baik saja...
sudah makan kah..??

Akh,,,... aku masih ingin bertanya padamu seperti ini hingga malam tiba kembali sambil membelai rambutmu, hingga pada akhirnya ku peluk dan ku gendong tubuh kecilmu ke pembaringan, meninabobokan mu sampai benar-benar terlelap, lalu mengecup keningmu, hidungmu, bibirmu, dagumu, pipimu, matamu, sambil berbisik ...

‘slamat tidur sayang, semoga mimpi yang indah...’.
Take care... sweetheart...




Share