Ijinkan Hati Bicara...: Agustus 2008 google-site-verification: google642dcb3a3836b309.html

16 Agu 2008

Datang

Juga ketika kau datang tadi malam
Ketika senja yang tadi baru saja aku lewati berbisik pelan
Kau datang bukan karena aku.


Kau tahu, betapa bersoraknya aku mendengar kau akan kembali kesini. Setidaknya kelam rasa hingga sepi yang menyiksa hari-hariku selama ini bisa sedikit berubah cerah dengan hadirmu ini. Ini bukan pertama kali aku mengharap kita akan merangkai harapan yang sama. Bukan pertama kali doa ini kusuk aku minta kau ada disini. Entah akan seperti apa rongga-rongga dalam dada yang selama ini kosong terhisap rasa rindu yang selalu terbang mencarimu lewat malam sepi yang tak pernah bosan datang menjumpai setiap hari. Rasa dalam hati ini sudah mati rasa karena merindumu.
Detik yang berputar hari ini terasa begitu lambat. Sudah malaskah waktu ini berjalan karena kau akan datang menengok? Ataukah kegelisahan karena rindu yang membuat waktu berhenti sesaat dan berjalan lagi sesaat? Apapun itu, sekarang ini aku sedang menikmati yang namanya menunggu.




Share

12 Agu 2008

Catatan sebuah pagi

Tolong bawa ini pada siang yang sebentar akan datang
Aku tak bisa menemuinya hingga senja nanti
Karena malam ini aku berencana pergi hingga ke pelosok sepi
Bilang saja aku ini sudah letih menemaninya lewati hutan onak
Dan sudah kuyup oleh hujan cerca

Tolong bawa ini pada siang yang sebentar lagi akan datang
Entah bagaimana kulukis terima kasih untuk semua yang telah diberinya.
Juga haru hati membiarkannya kembali pada hidupnya sendiri
Seandainya aku masih bisa berdiri disisi duka yang sering diberinya
Maka perjalanan ini tak akan pernah mungkin terjadi.

Tolong katakan ini pada teriknya siang
Aku tak pernah siap menghadapi saat-saat ini
Sebagaimana aku tak pernah siap mengatakan selamat jalan.
Karena sekalipun jauh kaki masih bisa melangkah
Hingga saat dimana detik sudah enggan menari pada dinding kelam
Sepanjang jalan masih lurus terus terbuka
Aku akan terus melangkah hingga melangkah
Sudah pasti jejak akan terus kutinggalkan
Di tempat dimana tapak sempat melewatinya.
Tak akan terbawa serta ke mana langkah berikut diayun.
Seperti saat ini
Kutinggalkan jejakku pada pagi.
Untukmu.




Share

5 Agu 2008

Bosan

keheningan ini,
Akh... kadang ingin kurenggut tirai-tirai dari kamar ini, lalu mencabiknya
biar robek, biar lepas semua sesakku. sebab aku muak pada sepi ini

Aku ingin pergi ke suatu tempat esok, agar bisa berlari, bebas, lepas tak terkejar tanpa mengeluh.




Share