Ijinkan Hati Bicara...: 2008 google-site-verification: google642dcb3a3836b309.html

21 Des 2008

Happy Birthday

Pagi dan senja sudah sama-sama berlalu

Pengap malam bawa laraku pada celah bisu yang sepi

Ada angin menapak menjambak gugur kering daun sisa kemarau

Dingin di sini…

Buat raga bawa-bawa hati ikut beku

Tapi rinduku sudah terbang sedari tadi menjemput mimpi

Karena cinta sudah kerontang seabad.


Masih jelas suaramu mengingatkanku lewat telepon kemarin

Hari ini waktu telah mengantarmu tambah satu usia

Tapi hanya satu kata selamat bisa terucap

Sebab kaki ini enggan melangkah ke pijakanmu sekarang.


Gambar dari sini




Share

15 Des 2008

Tak Bisa Terlelap



Sudah malam
Sangat larut kini…
Telah terlelapkah kamu di sana?
Di sini aku ingin segera bermimpi
Namun bayangmu masih setia berkelana di redup mataku.

Sudah malam, sudah hampir pagi di sini
Harusnya telah cukup aku merindukanmu
Lalu mengikuti ajakan malam mengunjungi mimpi
Tapi masih seperti tadi
Aku tak lelah menatap matamu dalam bayang di langit kamar

Di sini, akan seperti ini setiap malam
Bayangmu akan datang lalu pergi. Hanya bayangmu.
Sempat berpikir dari jauh-jauh dulu
Ingin bayangmu kuhalau jauh jika bisa
Tapi entah kenapa…
Aku semakin merindukanmu.


gambar di copet dari sini




Share

14 Des 2008

Pulangmu

Membuka kembali hatiku
Ketika hari ini kau datang kembali
Bawa satu senyum yang lama kurindu
Rasa terenyuh masuk ke ruang labil
Melihatmu, bawa aku pada hati yang mendua.

Ternyata sudah penat kau sembunyi
Di lorong jauh tak mampu ku jangkau.
Saat mana kau butuh aku…
Waktu telah buat aku jatuh pada hati yang lain.
Memang masih mungkin mati bersamamu
Tapi haruskah yang lain merasa sakit?

Di ujung jalan ini….
Aku hanya bisa terpaku bisu
Lama berpikir enggan lagi merasa…
Menggeleng liar…
Kita tak mungkin lagi bersama.


Gambar dari sini




Share

11 Des 2008

Rinduku padamu

Kembali kutelusuri sisi malam ini
Pada setapak demi setapak kenangan
Lalu terhenti pada bias rembulan.


Pada gugusan bintang coba kuukir wajahmu
Wajah yang mulai pudar dari memoriku
Yang hampir merabun dikikis waktu
Dan entah ke mana manis senyum yang selalu membuatku luluh dulu
Di andromeda pun aku tak mampu melukisnya lagi.


Ke mana lagi bisa ku temukan kau hai pelukis hati…
Di langit biru esok pagi…
Ataukah ke pantai karang terjal?

Ke mana lagi bisa ku cari kau hai pembawa cinta…
Merenung dahulu siapa diri…
Ataukah berlari memburumu sekuat tenaga…?




Share

10 Des 2008

Di mana

Malam kian pekat, entah seperti apa aku merindukanmu. Seperti dingin malam ini, ataukah seperti bintang yang malu pada malam?

Di sini sunyi, seperti gelisah jangkrik di luar sana, begitu pula aku gelisah menanti khabarmu.

Telah lama kau pergi meninggalkan kota ini, dengan hanya meninggalkan seberkas kenangan tanpa satupun kata pisah. Sudah sedemikian parahkah luka yang kau sandang itu? Terlalu pahitkah kenangan yang coba kuukir indah di hari kebersamaan kita yang sedikit?
Cobalah sedikit kau mengerti, kita di sini bukan kanak-kanak yang hanya bisa berlari dan meminta. Ada banyak hal yang harus kita lakukan bukan hanya bercinta.
Ke mana senyum dashyatmu yang membuat aku harus berlutut pada Tuhan meminta cinta...?
Ke mana manjamu yang membuat aku bangga memeluk...?
Haruskah hilang hanya karena noktah yang tak berarti? Haruskah?

Sudah lama kau tak di sini. Sayup-sayup kabarmu pun tak ku dengar lewat angin. Entah ke mana kau pergi... Tidakkah kau tahu, semakin detik berjalan, semakin gelisah memaku aku dan tak mampu berbuat apa-apa?




Share

9 Des 2008

Rindu Senyummu

Sepertinya semakin jurang itu menganga
Menjauhkan segala harapan yang susah payah kubangun kemarin.
Ada apa gerangan tak sebentuk senyum kau tuluskan untukku?
Adakah seucap salah telah ku kibaskan ke hatimu?
Berkatalah untukku barang sebait meski tanpa senyum
Mana ku tahu di mana salah jika diam kau anggap emas?

Tuturkan saja semua silsilah durjanaku bila ada
Sebisa mungkin jangan satu kau sembunyikan di ruang hati
Sebisa mungkin juga akan ku terima
Mungkin caci maki atau apapun ingin kau kata
Sebab aku ini akan lapang dada
Asalkan bisa kau senyum sejukan hatiku.




Share

Menghindari Rasa

Kupastikan rasa ini hanya untukmu
Mingkin bagimu akan terasa tawar ketika terkecap
Namun inilah semua yang bisa ku beri
Untukmu adalah segala ketulusan…
Untukmu adalah segala kejujuran…
Untukmu adalah segala kesetiaan…

Mungkin kau akan berpaling dan menjauh
Tak peduli betapa senyumanmu ku butuh ‘tuk damaikan hati.
Mungkin kau tak akan merasa nyaman bersamaku
Tak peduli betapa aku selalu ingin membelaimu
Tapi satu hal tak bisa kau hindari…
Rasa ini sudah dalam mencintaimu.

Bilang saja sekarang kalau kau tak butuh aku
Lari saja sekarang dari kenyataan ini
Lekas-lekas, sebelum terlambat
Jauh-jauh dari sini…
Jangan pula singgah ke tempat di mana aku bisa pergi
Karena aku pasti akan terus mencarimu.




Share

15 Nov 2008

Email



........Saya hanya ingin mencari hidup baik-baik tanpa ada sedikitpun keinginan untuk menyusahkan orang lain. Saya lahir dari keluarga yang susah. Sudah hidup susah dari dulu, Saya juga susah karena harus membiayai dua orang adik saya yang kuliah dan hanya bersandar pada saya, saya tidak mungkin mengandalkan orang tua saya yang sudah renta, yang menangis ketika tahu saya .......

Terakhir, saya memohon maaf yang sebesar-sebesarnya apabila email ini tidak sepantasnya masuk ke kotak masuk teman-teman, juga apabila ada kata-kata yang salah dari penjelasan saya ini. Saya tidak punya maksud apa-apa selain ingin menjelaskan apa yang sebenarnya telah terjadi....

Dengan Penuh Hormat

Dody Kudji Lede





Share

21 Okt 2008

Roda Hidup

Suatu saat tabir itu akan tersibak, siapapun yang bermain dibelakang semua ini akan merasakan betapa hebatnya karma menghampiri mereka satu persatu agar mereka pun ikut merasakan seperti apa penderitaan yang sudah mereka berikan pada orang lain.

Telah menjadi doktrin alam, hidup ini roda yang berputar.




Share

16 Agu 2008

Datang

Juga ketika kau datang tadi malam
Ketika senja yang tadi baru saja aku lewati berbisik pelan
Kau datang bukan karena aku.


Kau tahu, betapa bersoraknya aku mendengar kau akan kembali kesini. Setidaknya kelam rasa hingga sepi yang menyiksa hari-hariku selama ini bisa sedikit berubah cerah dengan hadirmu ini. Ini bukan pertama kali aku mengharap kita akan merangkai harapan yang sama. Bukan pertama kali doa ini kusuk aku minta kau ada disini. Entah akan seperti apa rongga-rongga dalam dada yang selama ini kosong terhisap rasa rindu yang selalu terbang mencarimu lewat malam sepi yang tak pernah bosan datang menjumpai setiap hari. Rasa dalam hati ini sudah mati rasa karena merindumu.
Detik yang berputar hari ini terasa begitu lambat. Sudah malaskah waktu ini berjalan karena kau akan datang menengok? Ataukah kegelisahan karena rindu yang membuat waktu berhenti sesaat dan berjalan lagi sesaat? Apapun itu, sekarang ini aku sedang menikmati yang namanya menunggu.




Share

12 Agu 2008

Catatan sebuah pagi

Tolong bawa ini pada siang yang sebentar akan datang
Aku tak bisa menemuinya hingga senja nanti
Karena malam ini aku berencana pergi hingga ke pelosok sepi
Bilang saja aku ini sudah letih menemaninya lewati hutan onak
Dan sudah kuyup oleh hujan cerca

Tolong bawa ini pada siang yang sebentar lagi akan datang
Entah bagaimana kulukis terima kasih untuk semua yang telah diberinya.
Juga haru hati membiarkannya kembali pada hidupnya sendiri
Seandainya aku masih bisa berdiri disisi duka yang sering diberinya
Maka perjalanan ini tak akan pernah mungkin terjadi.

Tolong katakan ini pada teriknya siang
Aku tak pernah siap menghadapi saat-saat ini
Sebagaimana aku tak pernah siap mengatakan selamat jalan.
Karena sekalipun jauh kaki masih bisa melangkah
Hingga saat dimana detik sudah enggan menari pada dinding kelam
Sepanjang jalan masih lurus terus terbuka
Aku akan terus melangkah hingga melangkah
Sudah pasti jejak akan terus kutinggalkan
Di tempat dimana tapak sempat melewatinya.
Tak akan terbawa serta ke mana langkah berikut diayun.
Seperti saat ini
Kutinggalkan jejakku pada pagi.
Untukmu.




Share

5 Agu 2008

Bosan

keheningan ini,
Akh... kadang ingin kurenggut tirai-tirai dari kamar ini, lalu mencabiknya
biar robek, biar lepas semua sesakku. sebab aku muak pada sepi ini

Aku ingin pergi ke suatu tempat esok, agar bisa berlari, bebas, lepas tak terkejar tanpa mengeluh.




Share

9 Mei 2008

Kita belum bertemu


Mungkin kita belum bertemu
Atau Mungkin terlalu cepat kita bertemu
Ataukah aku yang terlambat datang ke hatimu
Apapun itu...
Aku kini di sini dengan cinta
Menantimu di ujung segala pengharapan
Memuja di segala penjuru aku akan pergi

Waktu akan terus berjalan
Siang akan tertinggal ketika senja merapat
Akan ada hati merapuh ketika perjalanan ini harus terjadi
Akan ada kerinduan ketika jarak mulai terentang
Saat ini...
Pada kesepian dan angin
Pada malam dan hening
Aku ingin menunjukan untukmu satu titik
Bahwa cintaku tak pernah salah mencintaimu.

Aku ingin membuka setiap relungmu
Dengan meminjam bintang untuk ku jadikan saksi
Lalu pada pagi aku ingin tenggerkan embun pada daun hijau taman hatimu
Tapi itu tak akan bisa kulakukan
Jika pintu hatimu masih terkunci ketika malam baru mulai merapat
Bukankah sudah kukatakan dulu
Aku hanya ingin meletakan sebuah dian di pintu hatimu
Yang akan kunyalakan dan akan terus bernyala
Ketika gelap duka menghampirimu?

Seandainya waktu memang tak akan pernah memberi ijin
Aku ada diantara nama-nama yang tertulis dihatimu
Tolong ajari aku
Bagaimana berpijak pada bekas jejakmu




Share

23 Apr 2008

Entah... (next part)

Apa kau sadari...???
Entahlah.
Yang jelas saat ini aku masih berpijak pada harapan yang dulu pernah kututurkan padamu.
Tak butuh kata-kata nan diplomatis untuk menjelaskannya, toh kita ini sudah sama-sama dewasa untuk bisa memilah sikap dan perhatian.
Entah sikapmu ini adalah kontra ataukah masa bodoh atas rasa dan harapku.
Aku tak tau, saat ini aku belum mampu merasuk ke dalam pikiranmu untuk membaca setiap peta strategi yang ada di dalamnya, karena hingga saat ini pula cintaku belum mampu menembus ruang beku hatimu lalu mencairkannya.
Entah pula keadaan ini akan terus berjalan sampai kapan, Entah pula sampai kapan waktu akan menemaniku dalam gelisah yang panjang ini. Apakah suatu saat ia akan berkata jenuh lalu pergi meninggalkanku ataukah aku yang akan muak dan memutuskan berlalu.




Share

19 Mar 2008

Cinta Tanpa Pamrih

Bicara tentang kesempatan berarti bicara juga tentang usaha. Kesempatan bisa di dapat jika ada usaha untuk mendapatkan kesempatan itu, dan usaha juga bisa di dapat jika kita bisa memanfaatkan sebuah kesempatan dengan baik. Kelihatannya sangat sederhana, tapi sebenarnya sangat sulit jika dijalani. Kesempatan atau peluang itu hal yang langka. Jarang dia datang dua kali pada orang sama dan untuk hal yang sama apalagi.
Ketika kesempatan itu sudah didapat atau dipercayakan kepada seseorang untuk dijalankan sebagai sebuah usaha mengisi kesempatan itu, maka harus ada prioritas agar usaha itu dapat berjalan dengan baik. Harus ada hal-hal yang di perhitungkan, dan harus ada target yang akan dicapai agar usaha itu bisa berhasil dan mendapat kepercayaan penuh dari Sang Pemberi Kesempatan.

Entah apapun bentuk kesempatan itu, tapi cinta juga adalah suatu kesempatan. Namun kesempatan ini berbeda. Kesempatan ini, semua orang bisa mendapatkannya, tergantung bagaimana usaha dari orang-orang yang mendapatkan kesempatan ini untuk mendapatkan dan mempertahankannya. Untuk mendapatkannya butuh ketekunan dan kesabaran. Memanfaatkan setiap peluang yang ada sebagai momen penting dan jika bisa memonumenkannya dalam hitungan hari-hari kenangan. Ketika cinta sudah didapat, maka mempertahankan juga tetap butuh kesabaran, apalagi jika ada babak-babak yang tidak diinginkan berpadu dalam setiap detik yang coba dipahat sebagai rantai kenangan; maka di sinilah peran dari kejujuran, kesetiaan dan tanggung jawab dibutuhkan agar setiap langkah yang tertinggal bukanlah luka hanya karena kecilnya onak. Butuh toleransi tingkat tinggi untuk menghadapinya. Butuh kerelaan yang tegar untuk mempertahankannya. Di sini juga pamrih harus dibuang jauh dari benak. Sebab ketika cinta sudah mengenal pamrih, maka bukan tak mungkin hal yang paling ditakutkan agar tak pernah ada dari hubungan cinta itu pasti akan datang. Cinta dengan pamrih akan selalu merasa bahwa terkadang orang yang dicintai tak bisa memberi apa yang dimau. Apa yang didapat tidak selalu sesuai dengan apa yang diberikan. Selalu menuntut yang terbaik dari pasangan, mengedepankan keegoisan dan selalu lupa bahkan tak pernah berpikir untuk bertanya apa yang orang lain mau.

Ego, terkadang ditempatkan di atas harga diri kita lalu kita berpikir bahwa itulah harga diri yang mutlak tak seorangpun boleh menurunkan. Ketika hal ini terus berjalan maka tanpa disadari, perlahan namun pasti ego kita sendirilah yang sedang menginjak-injak harga diri kita. Pada akhirnya ego itu sendiri jualah yang akan mempermalukan kita; dan cepat ataupun lambat, cinta seperti itu PASTI akan kandas. Cinta yang tanpa pamrih akan berusaha membahagiakan orang yang dicintainya tanpa peduli apakah dia harus berdarah ketika tertikam oleh duri-duri cinta itu. Setiap kekurangan akan ditutupi dengan cara yang paling sempurna, setiap keluhan akan ada penghibur yang sejati.
Maka seperti terkutip dari Kahlil “Pabila cinta memanggilmu, ikutlah dengannya, walaupun jalannya terjal dan berliku. Dan bila sayap-sayapnya datang merengkuhmu, pasrah serta menyerahlah, walaupun pedang yang tersembunyi di balik sayap itu melukaimu.”




Share

Kagum Sehari

Berapa lama lagi rasa ini tertahan
Oleh kelabu, oleh bimbangmu
Jika ini adalah beban tak usahlah kau rasa
Ini rasa hanya untuk kau tau
Bukan untuk kau jawab

Aku ini kelam tanpa masa
Lariku adalah pada kata dalam tulis
Jika rasaku tak mampu kau terima
Maka tinta akan bercerita pada buku tentang rasaku
Kecewa akan lebur dalam kata
Mungkin suatu waktu olehmu akan terbaca
Walau bukan tak mungkin kau tak akan pernah peduli

Ini rasa ingin kukatakan padamu
Dalam tulus, dalam jujur, mungkin akan dalam diam
Mengagumimu dalam sehari…
Membuatku mencintaimu sampai mati.




Share

27 Feb 2008

change...

Bumi akan terus berotasi, berevolusi. Detik tak akan pernah berhenti berlalu. Tak boleh ada yang terdiam jika ingin terus hidup.
Jika ingin hidup ini berjalan terus maka harus ada yang berubah dari hari ke hari. Merubah hati menjadi bijaksana dan merubah setiap saat menjadi berarti. Setiap waktu adalah perubahan. Untuk merubah sesuatu, harus ada yang dikorbankan. Untuk mengorbankan sesuatu harus ada yang ditinggalkan.
Sekejab lagi kepergian itu tiba. Kepergian untuk membuktikan eksistensi. Kepergian untuk menggali lebih banyak eksperiens, yang ekstensif. Ini bukan untuk sebuah eksperimen hidup, ini soal idealistik. Ini soal kesempatan yang tak mungkin dua kali didapatkan. Ini soal reward dan kepuasan. Menggali sesuatu yang lebih dari kesempatan yang didapat adalah langka. Kesempatan itu ada dan saya harus mengambilnya sekarang atau jika tidak maka kesempatan itu... melintas pun tak akan pernah lagi.
Suatu saat saya akan kembali ke sini jika senja di sana tak mampu lagi siluet bercanda. Toh cinta masih saya titip di sini. belum saya bawa serta.


Gambar diambil dari sini




Share

15 Feb 2008

Jangan Artikan Cintaku

Mengapa harus terpisah dihari seharus rasa lebih dalam menggali dan jiwa lebih kuat mengikat?
Bukankah arti rasa belum bisa kita artikan bersama...?

Pelipurku bukan rindu memelukmu
Lalu usaikan cerita setelah tampungan telah dikosongkan,
Ia adalah rasa yang tak mampu bibir ucapkan.
Ia adalah kata yang tak terkatakan.
Hanya pada diam, hati bisa menjelaskan.
Lalu memaknai dengan tingkah.

Rasa ini bukan samudra, bisa kau nilai dalamnya
Bukan sekedar laut menggulung ombaknya ke pantai.
Bukan camar datang sekedar singgah lalu berpindah pada pantai yang lain.
Bukan istana pasir, musnah ketika pasang.
Rasa ini bukan langit, kau pandangi dan tahu dia biru.


Ini pahit sudah berulang-ulang kurasa
Ini sakit sudah berulang-ulang kurasa
Ini hati, sudah hampir mati rasa karena terus tersakiti
Ini hati, tak usah kau pikir sesakit apa lukanya.




Share

12 Feb 2008

Gadisku

Singgahlah sebentar di peraduanku, marilah kita habiskan malam ini dengan bercerita tentang asmara yang telah lama hadir dalam hatiku ketika panah cupid menembus jantungku saat pertama kulihat kau diantara jejeran gadis-gadis bergaun putih. Singgahlah sebentar saja jika waktumu tak cukup untuk berlama bersamaku. Ceritakanlah tentang kamu kepadaku, entah dukamu, entah kebahagiaanmu. Siapa tau diantara cerita kita ada yang segaris. Lalu kita bisa berbagi.

Jangan pergi cepat-cepat gadisku, gelap di jalan sudah sangat pekat. Sebentarlah kunyalakan lentera agar bisa kuhantar dirimu melewati gelap ini. Aku tak mau kau terantuk pada kerikil kecil di setapak menuju rumahmu lalu terluka. Kau diciptakan bukan untuk terluka gadisku. Lukamu akan membuatku berubah sebagai orang paling berdosa. Kumohon janganlah kau buat aku merasakannya.

Jangan menolak permintaanku oh gadis nan rupawan, aku akan sangat terluka melihat kau berjalan sendiri ditengah gelap ini. Lihatlah lentera ini sudah kunyalakan. Nyalanya yang kecil sangat indah ditengah gelap ini bukan? Mari sudah kita pergi ke rumahmu. Di sana sudah menunggu sanakmu dengan hati yang risau karena putrinya tercinta yang terlahir dari kemurnian cinta belum tiba dengan senyum yang menggetarkan dunia.

Oh gadisku, akhirnya tiba juga kita di gerbang rumahmu. Alangkah indah taman bungamu ini, tertata seolah surga telah berpindah kesini. Mungkinkah kau salah satu bidadarinya? Tapi bagaimana mungkin, lihatlah, bercerminlah. Kau akan tau bahwa ternyata kau lebih cantik dari mereka.

Gadisku, cukuplah di sini aku mengantarmu. Istanamu terlalu megah untuk aku masuki. Aku ini hanya seberkas debu yang akan mengotori permadanimu jika kau paksa aku untuk masuk. Aku tak akan sanggup melihat tatahan kasih dalam istanamu berubah menjadi angkara ketika aku masuk. Aku tak mau bunga-bunga di tamanmu mengering ketika aku melewatinya. Cukuplah aku di sini gadisku. Aku sudah merasa puas bisa mengantarmu tiba tanpa terantuk pada kerikil-kerikil di jalan.
Selamat jalan gadisku. Peluklah aku sebelum aku beranjak pulang agar aku tau seperti apa hangatmu. Seperti apa kau mencintaiku. Tidurlah bersama doaku, bermimpilah tentang surgamu. Semoga ketika esok kau terbangun sudah ada pangeran tersenyum menantimu.


Ia gadisku. Ia. Aku juga ingin pangeran itu adalah aku.




Share

7 Feb 2008

Di mana dia

Tak ada yg berubah, Kecuali hujan yang tak mau kompromi mengguyur memburuku hingga ke sudut hidup, dan membuat segala cara mengeluh seolah tak ada arti.
Melihat pelangi sekarang akan seperti mimpi yang jauh. Karena hijaunya gunung telah tertutup kesombongan deras hujan.
Dan Cinta... aku hanya bisa merindukannya tanpa bisa berbuat apa-apa.
Dan Cinta... aku sudah lupa dari mana dia berasal...
Aku sudah tak tau seperti apa dia...
Aku sudah tak tau...
Di mana dia.

Hanya patah-patah jalan aku memilikinya
hanya pada cabik-cabik aku mengenangnya
Hanya pada keheningan aku mencarinya
Hanya pada kepastian aku akan mendapatkannya kembali
Pasti... Meski butuh waktu...
Meski butuh keringat, airmata, darah mungkin juga nyawa
Dan cinta...
Hanya pada renggut aku akan kehilangan sementara.




Share

4 Feb 2008

Apa Bedanya kita?

Sudahkah kita berjalan ke tempat yang semestinya?
Sudahkah kita melangkah sebagaimana seharusnya?
Terbaikkah kita hingga harus menghakimi, menghujat, menghukum sesuai apa yang kita
mau? Seputih saljukah sucinya kita?
Rasanya kita sama saja, pernah mencuri dari liang lahat yang sama,
pernah berpesta dan menari di tenda ketidakberdayaan sang jelata,
hingga meski jeritannya merobek sukma yang mendengar tetap terdiam berpesta.
Lalu apa bedanya kau dan dia?

Pak, jangan menyalahkan tanpa merasa bersalah.




Share

27 Jan 2008

Mari...

Mari temukan permata di kantung sendiri, tak usah merogoh dari kantung orang lain.
Mari melangkah dengan hati sendiri, tak usah melihat langit dan menghitung berapa bintang redup dan berapa bintang yang bersinar cerah...
Kita sama saja besok dan hari ini jika tak pernah berubah.
tak ada yang lebih baik dari kita selain kita sendiri... Jika kita mau mencoba merubah yang buruk kemarin menjadi lebih baik hari ini.




Share

19 Jan 2008

Terpisah

Pijakku kini adalah terakhir di sini
Sesudah keputusan terbias karena keputusasaan
Memisahkan kembali cita-cita kita untuk membuat cerita bersama
Tentang esok milik kita, tentang mimpi-mimpi kita.
Ijinkan sudah aku pergi dengan caraku
Tanpa terbebani airmatamu yang mengirisku.

Terpisah sudah kita
Oleh ketidakberdayaan menghadapi senoktah badai.
Sesudah ini cerita kita adalah penggalan
Terbagi hingga keping berserakan
Tak mungkin senyawa lagi layaknya dulu

Sekilas tangismu masih dukaku
Namun aku tak mungkin berlama merayumu
Sudah ada dada lain tempat kau bisa berbaring
Tempat kau bisa mengadu...
Aku yang kini tak mungkin menangis bersamamu lagi

Lepaslah aku setulus kau pergi bersamanya
Tenanglah, kau tak akan kulupa hingga merapuh raga
Walau kini kurapuh jiwa.

Selamat Tinggal... Cinta.




Share

18 Jan 2008

BERHENTI BERHARAP


Ah sudahlah sayang, bukankah hanya kau lihat aku sebatas fatamorgana? Bukankah aku hanya bayang yang sedikit terlintas diwaktu sebelum kau terlelap? Jangan katakan hatimu telah menemukanku diantara jejeran bingkai yang kau lihat kemarin, karena hatimu sendiri yang akan menyangkali rasa yang diciptakan olehnya sendiri ketika kita akan bersua nanti. Marilah kita jangan berharap dari sua yang maya ini, kita akan menyesalinya hingga kata tak akan sempat terucap, dan rasa tak akan sanggup memendam kecewa. Mari kita tengok pada kata hati yang sebenarnya, apakah memang benar hanya dengan suara yang kau dengar lewat gelombang elektromagnetik bisa membuat cinta diproklamirkan dengan begitu mudahnya? Mari bercermin pada penggalan pengalaman, pernahkah kisah seperti ini berakhir indah seperti cerita sebuah drama dari negeri seberang?

Tidak sayang, jangan bilang kita bisa, jangan bilang kita bisa mencoba menjalani ini semua. Cinta bukan untuk dicoba-coba, cinta bukan rasa yang bisa kita ambil lalu membuangnya begitu saja ketika kita tak menyukainya. Cinta adalah rasa terdalam yang tak seorangpun mampu mencapai kedalaman rasa itu kecuali garis nasib mengantarnya untuk bisa menjalani adegan demi adegan dari cerita yang sudah dituliskan oleh sang sutradara maha besar. Di dalamnya ada mutiara terpendam yang tak seorangpun mampu menggalinya jika tak diijinkan, jikapun kamu berhasil menggali dan mendapatkannya, janganlah disia-siakan, karena hari tuamu kelak akan penuh rasa sesal. Cinta adalah kesucian sayangku, dititipkan sementara pada kita untuk dijaga selamanya. Siapa mencoba cinta maka dia akan dicobai lebih dari yang sudah dilakukannya terhadap cinta. Cobaan itu berat sayangku, hari-harimu akan penuh dengan airmata jika kau mengalaminya.

Kemarilah sayangku, meski bentangan samudra membelah kita berdua, marilah biar kupeluk bayangmu sekejab. Janganlah risaukan kataku, aku mencintaimu namun dengan warna yang beda, dan aku tak ingin menjanjikan untukmu rembulan saat malam ataupun matahari saat pagi. Aku tak ingin kataku akan membuatmu terbang hari ini untuk kau jatuh esok. Jatuh itu sakit sayang, perih, pedih. Aku yakin kamu tak akan pernah mau menyukai rasa sakit ataupun mencobanya. Kemarilah sayang, janganlah marah padaku karena ini, jangan beranjak dari sini karena ini. Jika kataku ini luka bagimu, itu lebih baik sekarang kau merasakannya, daripada esok pagi baru kau tau aku membohongimu.


Gambar Diambil sini




Share

17 Jan 2008

Resah

Mungkin memang mimpi telah melelapkanmu sejak senja
Hingga teriak batinku yang menyentuh bintang tak bisa singgah di peraduanmu
Mungkinkah terhalang mendung di hatimu?




Share

16 Jan 2008

SELAMAT PAGI PAK HARTO

Aku mengagumimu bukan karena kau berjaya
Aku mengagumimu bahkan ketika kau hancur
Diamuk massa yang kau besarkan
Digilas demokrasi yang kau ciptakan

Aku mengagumimu di tengah cacian dan hujatan
Aku mengagumimu ditengah kecewa yang meledakan amarah
Ketika orang-orang yang kau besarkan balik menyerangmu
Yang menuntut agar kau dipasung oleh aturan yang pernah kau buat
Yang menuntut agar kau dibui di penjara yang kau bangun

Dan ketika orang-orang ramai bicara tentang sisi kelammu
Aku tetap bertahan mengenang masa emasmu
Ketika aku tak perlu makan beras impor
Ketika aku tak perlu mengantri untuk seliter minyak tanah
Ketika aku tak perlu berpikir tentang mahalnya harga sembako
Ketika seribu rupiahku mampu membayar setahun uang sekolah.

Disaat ini
Ketika hidupmu hanya bergantung pada sebuah alat mahal bernama ventilator
Ternyata masih ada orang-orang yang belum bisa memaafkan engkau tuan
Entah sebab apa,
Mungkin karena dulu semeter tanahnya pernah kau rampas untuk membangun cirata, darma, jatiluhur, gajah mungkur, karangkates
Mungkin karena kau tak memberi mereka kursi empuk dulu.
Entah sebab apa.

Saat ini...
Hanya doa bisa aku beri
Agar kau diberi jalan terbaik
Terbaik dari segala kemungkinan yang bisa saja terjadi
Satu hal yang pasti
Aku tetap mengagumimu.




Share

12 Jan 2008

SYUKUR AWAL TAHUN

Sebenarnya tulisan ini sudah sejak tgl 2 Januari kemarin, tp karena jaringan internet di Kota Kupang lagi trouble jadi baru bisa diposting sekarang.


Manusia diciptakan bukan untuk menikmati hidup dengan begitu saja, tetapi setiap hari dia ditempa untuk menjadi lebih matang dan berguna baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Ketika seseorang melewati sebuah proses menuju pada kematangan hidup, tidak sedikit dia harus berhadapan dengan rintangan yang kadang menyurutkan semangat untuk terus ada menjalani setiap waktu hidup yang diberikan oleh Sang Kuasa. Tidak sedikit manusia yang akhirnya menyerah pada keadaan tersebut namun tidak sedikit juga yang terus mencoba untuk tetap eksis dengan berjalan menempuh dan melewati setiap rintangan yang ada sebagai sebuah keharusan dari hidup. Orang-orang yang putus asa dan menyerah pada akhirnya memilih jalan singkat mengakhiri hidup daripada terus berada pada hidup yang disebutnya penderitaan. Sedangkan yang kuat akan semakin memantapkan posisinya dan berusaha lagi untuk menanjak pada level berikutnya. Ibarat sebuah game, siapa yang pintar mengatur strategi dia akan tetap bertahan dan akan naik pada level berikutnya, siapa yang ceroboh akan harus siap menghadapi “GAME OVER”. Siapa menabur dialah yang akan menuai.

Sudah banyak perjalanan saya tempuh. Saya pernah berada pada dunia yang memanjakan saya dan membuat saya tak ingin keluar dari dunia itu, tetapi saya dihujat untuk segera lepas darinya dan segera mencari dunia baru agar saya bisa tau sebesar apa dunia ini. Dengan alasan bahwa saya sudah cukup dituntun maka saya harus dilepas agar bisa melangkah sendiri.

Pada saat melangkah pada dunia baru inilah saya mulai berhadapan dengan yang nama kerasnya hidup. Ketika Pemda NTT mengeluarkan Perda No. 2 Tahun 1996 tentang tata niaga kayu cendana, maka mulailah saya dengan profesi pertama sebagai seorang “pencuri” kayu cendana. Sasaran saya bukan hutan cendana, saya juga tak perlu berjalan jauh hingga ke pelosok hanya untuk mencari sekilo kayu cendana. Saya cukup mangkal di depan kantornya pak polisi dan menunggu truk yang mengangkut cendana datang, lalu ketika mereka sibuk dengan segala tetek bengek surat ijin dan segala macam birokrasi di pos polisi saya, beraksi di atas truk tersebut. Terkadang saya cukup nekad menunggu sampai dini hari ketika pak polisi sudah terbuai mimpi lalu dengan santainya kayu cendana di gudang polsek saya ambil satu persatu seolah-olah itu milik saya sendiri. Saya tak perlu jauh-jauh juga untuk memasarkan hasil “kerja keras” saya, karena tidak jauh dari polsek tersebut tinggal seorang penadah yang siap dua puluh empat jam nonstop untuk menerima hasil usaha saya.

Meski yang saya lakukan ini tergolong pencurian tapi saya tak mau menyebut itu sebagai pencurian. Saya tetap beranggapan bahwa saya hanya ingin mengambil hak saya dan masyarakat lain yang dirampas oleh perda tersebut di atas. Terkadang ada rasa takut ketika saya melakukan itu, tapi rasa takut itu justru menjadi tantangan tersendiri bagi saya.

Ketika kayu cendana di hutan sudah habis terkuras oleh keserakahan penguasa dan pencuri kelas kakap, saya terpaksa harus beralih profesi dari seorang pencuri kelas teri menjadi seorang penjudi amatir yang melanglang buana dari satu pasar tradisional ke pasar tradisional lainnya. Di sini saya mulai tau sebesar apa dunia. Di sini saya bertemu dengan orang-orang yang tak pernah saya bayangkan. Di sini juga mental saya ditempa untuk menjadi semakin kuat, agar bisa bertahan dalam kondisi dan posisi apapun dan berusaha untuk tidak boleh lari dari keadaan itu, sekalipun saat itu setiap belati yang ditujukan pada saya siap mengantar saya pada maut. Menjadi yang ditakuti adalah tujuan kelompok saya, walaupun orang-orang yang takut itu belum tentu mau menghormati seorang berandal. Saya menikmati setiap taruhan di arena judi yang digelar. Jika menang, sudah pasti ada pesta. Jika kalah, saya tak pernah takut untuk mengambil kembali sebagian modal saya pada orang yang menang.

Tapi ternyata profesi saya yang baru ini tidak bertahan lama. Modal saya sebagai bandar habis ketika saya tergiur untuk memasang taruhan dibandar judi yang lain. Alhasil saya harus melepas atribut saya sebagai penjudi dan mencoba profesi baru yang lebih halal dan penuh kerja keras sebagai seorang kondektur truk, bis, angkot, tukang ojek. Apapun saya lakukan waktu itu hanya agar supaya saya tak menerima sumpah serapah ibu saya ketika saya minta uang untuk beli rokok.

Saya menikmati, mencintai semua pekerjaan saya dengan tulus dan penuh tanggung jawab. Apapun itu. Jika saat ini saya masih bisa menikmati pekerjaan saya, saya yakin kejujuranlah yang telah mengantar saya hingga terus bertahan sampai sejauh ini, berjalan sampai sejauh ini. Satu hal yang tak akan pernah saya lakukan dan saya yakin saya tak akan pernah mencobanya yaitu menjadi seorang yang bekerja di bidang pemerintahan alias PNS. Saya benci pekerjaan ini, walaupun saya tak pernah membenci orang-orang yang bekerja di dalamnya. Saya benci dengan birokrasi yang berbelit-belit, aturan-aturan yang diciptakan, yang tak pernah memihak yang lemah malah semuanya menyengsarakan rakyat dan semakin membuncitkan perut orang-orang yang membuat aturan tersebut. Dan saya tak ingin dituding oleh rakyat sebagai salah satu dari pembuat aturan itu.

Memasuki tahun ini, dengan bercermin pada tahun-tahun sebelumnya, tidak sedikit yang memberi saya pelajaran tentang arti dari hidup yang sesungguhnya, memberi saya pengalaman-pengalaman berarti yang ingin saya sebut itu sebagai proses menuju pada hati yang lebih bijaksana. Dalam proses melewati setiap tantangan yang selalu saya hadapi ketika akan melangkah pada level berikutnya saya harus berhadapan dengan sekian banyak godaan untuk menyerah, tapi kata menyerah yang ada di kamus saya telah dirubah artinya oleh pribadi saya dan bukan lagi berarti bertekuk lutut, tetapi telah berubah arti menjadi lebih pasti melangkah bila perlu berlari untuk menggapai yang lebih baik dari kemarin dan hari ini.

Saya bersyukur karena saya masih diberi kepercayaan oleh-Nya untuk melihat matahari pagi ditahun ini, mendengar kicau burung, dan bernafas tanpa beban. Saya bersyukur ketika bisa memasuki tahun ini tanpa alkohol seperti tahun-tahun sebelumnya. Saya bersyukur sampai saat ini masih ada sahabat, saudara, dan orang tua yang selalu memperhatikan dan masih mendoakan saya. Saya bersyukur bisa mengenal orang-orang yang mau berbagi rasa dengan saya, entah suka, entah itu duka. Orang-orang yang terus mendorong saya untuk terus maju tanpa rasa ragu dan takut. Orang-prang yang ingin merubah hidup saya menjadi lebih baik. Saya tak akan pernah melupakan orang-orang ini sampai kapanpun. Sampai kapanpun. Seribu terima kasih tak seharga dengan apa yang sudah mereka lakukan untuk saya, dan itu membuat nama mereka tak akan pernah luput dari doa-doa saya sebagai ganti terima kasih yang tak mampu saya ucapkan itu. Dan saya masih bersyukur atas tahun sebelumnya yang penuh dengan pelajaran bermakna bagi saya dalam melangkah dengan lebih baik tahun ini. Saya tak pernah mempunyai resolusi khusus disetiap tahun baru, termasuk tahun ini. Dan saya juga tak ingin menggantung gambar khayalan saya setinggi bintang. Tapi saya hanya terus berdoa dan berharap agar suatu saat saya bisa memiliki hidup yang lebih baik dan jiwa yang kian bijaksana. Bukankah segala sesuatu akan indah pada waktunya?

Jangan tidur jika kamu bisa duduk, jangan duduk jika kamu bisa berdiri, jangan berdiri jika kamu bisa berjalan, jangan berjalan jika kamu bisa berlari dan jangan hanya berlari jika kamu bisa terbang.

My best thanks to : DW, yg su bawa beta datang di ini dunia. Enter yg sonde perna bosan maen gila dgn beta. Yappy yg hamper jadi kompor gas. Tasya yg hanya senyum kalo beta dikerjain (moga langgeng dgn yappy). Unu yg tamba kamomos. Aro yg tamba antik. Bos Donal ‘n Ibu Sisca, thanks 4 ur belief. Heri, Ingat pesan tu... Alle, lu pung maitua yg mana??? Oom Elcid, makasih utk supportnya Oom. Noven, su di mana ni bu??? All Crew SC GMKI, CIS Timor n all fren yg beta sonde bisa sebut satu-satu..... semoga botong masih bisa batahan sampe taon depan.






Share