Ijinkan Hati Bicara...: Desember 2008 google-site-verification: google642dcb3a3836b309.html

21 Des 2008

Happy Birthday

Pagi dan senja sudah sama-sama berlalu

Pengap malam bawa laraku pada celah bisu yang sepi

Ada angin menapak menjambak gugur kering daun sisa kemarau

Dingin di sini…

Buat raga bawa-bawa hati ikut beku

Tapi rinduku sudah terbang sedari tadi menjemput mimpi

Karena cinta sudah kerontang seabad.


Masih jelas suaramu mengingatkanku lewat telepon kemarin

Hari ini waktu telah mengantarmu tambah satu usia

Tapi hanya satu kata selamat bisa terucap

Sebab kaki ini enggan melangkah ke pijakanmu sekarang.


Gambar dari sini




Share

15 Des 2008

Tak Bisa Terlelap



Sudah malam
Sangat larut kini…
Telah terlelapkah kamu di sana?
Di sini aku ingin segera bermimpi
Namun bayangmu masih setia berkelana di redup mataku.

Sudah malam, sudah hampir pagi di sini
Harusnya telah cukup aku merindukanmu
Lalu mengikuti ajakan malam mengunjungi mimpi
Tapi masih seperti tadi
Aku tak lelah menatap matamu dalam bayang di langit kamar

Di sini, akan seperti ini setiap malam
Bayangmu akan datang lalu pergi. Hanya bayangmu.
Sempat berpikir dari jauh-jauh dulu
Ingin bayangmu kuhalau jauh jika bisa
Tapi entah kenapa…
Aku semakin merindukanmu.


gambar di copet dari sini




Share

14 Des 2008

Pulangmu

Membuka kembali hatiku
Ketika hari ini kau datang kembali
Bawa satu senyum yang lama kurindu
Rasa terenyuh masuk ke ruang labil
Melihatmu, bawa aku pada hati yang mendua.

Ternyata sudah penat kau sembunyi
Di lorong jauh tak mampu ku jangkau.
Saat mana kau butuh aku…
Waktu telah buat aku jatuh pada hati yang lain.
Memang masih mungkin mati bersamamu
Tapi haruskah yang lain merasa sakit?

Di ujung jalan ini….
Aku hanya bisa terpaku bisu
Lama berpikir enggan lagi merasa…
Menggeleng liar…
Kita tak mungkin lagi bersama.


Gambar dari sini




Share

11 Des 2008

Rinduku padamu

Kembali kutelusuri sisi malam ini
Pada setapak demi setapak kenangan
Lalu terhenti pada bias rembulan.


Pada gugusan bintang coba kuukir wajahmu
Wajah yang mulai pudar dari memoriku
Yang hampir merabun dikikis waktu
Dan entah ke mana manis senyum yang selalu membuatku luluh dulu
Di andromeda pun aku tak mampu melukisnya lagi.


Ke mana lagi bisa ku temukan kau hai pelukis hati…
Di langit biru esok pagi…
Ataukah ke pantai karang terjal?

Ke mana lagi bisa ku cari kau hai pembawa cinta…
Merenung dahulu siapa diri…
Ataukah berlari memburumu sekuat tenaga…?




Share

10 Des 2008

Di mana

Malam kian pekat, entah seperti apa aku merindukanmu. Seperti dingin malam ini, ataukah seperti bintang yang malu pada malam?

Di sini sunyi, seperti gelisah jangkrik di luar sana, begitu pula aku gelisah menanti khabarmu.

Telah lama kau pergi meninggalkan kota ini, dengan hanya meninggalkan seberkas kenangan tanpa satupun kata pisah. Sudah sedemikian parahkah luka yang kau sandang itu? Terlalu pahitkah kenangan yang coba kuukir indah di hari kebersamaan kita yang sedikit?
Cobalah sedikit kau mengerti, kita di sini bukan kanak-kanak yang hanya bisa berlari dan meminta. Ada banyak hal yang harus kita lakukan bukan hanya bercinta.
Ke mana senyum dashyatmu yang membuat aku harus berlutut pada Tuhan meminta cinta...?
Ke mana manjamu yang membuat aku bangga memeluk...?
Haruskah hilang hanya karena noktah yang tak berarti? Haruskah?

Sudah lama kau tak di sini. Sayup-sayup kabarmu pun tak ku dengar lewat angin. Entah ke mana kau pergi... Tidakkah kau tahu, semakin detik berjalan, semakin gelisah memaku aku dan tak mampu berbuat apa-apa?




Share

9 Des 2008

Rindu Senyummu

Sepertinya semakin jurang itu menganga
Menjauhkan segala harapan yang susah payah kubangun kemarin.
Ada apa gerangan tak sebentuk senyum kau tuluskan untukku?
Adakah seucap salah telah ku kibaskan ke hatimu?
Berkatalah untukku barang sebait meski tanpa senyum
Mana ku tahu di mana salah jika diam kau anggap emas?

Tuturkan saja semua silsilah durjanaku bila ada
Sebisa mungkin jangan satu kau sembunyikan di ruang hati
Sebisa mungkin juga akan ku terima
Mungkin caci maki atau apapun ingin kau kata
Sebab aku ini akan lapang dada
Asalkan bisa kau senyum sejukan hatiku.




Share

Menghindari Rasa

Kupastikan rasa ini hanya untukmu
Mingkin bagimu akan terasa tawar ketika terkecap
Namun inilah semua yang bisa ku beri
Untukmu adalah segala ketulusan…
Untukmu adalah segala kejujuran…
Untukmu adalah segala kesetiaan…

Mungkin kau akan berpaling dan menjauh
Tak peduli betapa senyumanmu ku butuh ‘tuk damaikan hati.
Mungkin kau tak akan merasa nyaman bersamaku
Tak peduli betapa aku selalu ingin membelaimu
Tapi satu hal tak bisa kau hindari…
Rasa ini sudah dalam mencintaimu.

Bilang saja sekarang kalau kau tak butuh aku
Lari saja sekarang dari kenyataan ini
Lekas-lekas, sebelum terlambat
Jauh-jauh dari sini…
Jangan pula singgah ke tempat di mana aku bisa pergi
Karena aku pasti akan terus mencarimu.




Share