Ijinkan Hati Bicara...: 2010 google-site-verification: google642dcb3a3836b309.html

13 Mar 2010

Hidup adalah Pilihan

Seorang teman pernah mengirim email kepada saya tentang 6 penyesalan yang umum terjadi dan sering kita temukan dalam kehidupan kita sehari-sehari ini. Setelah membaca 6 penyesalan di bawah ini, maka saya sekali lagi sangat yakin bahwa pada akhirnya anda akan bilang “betul juga ya…”

1. Penyesalan 1 Jam : Salah naik angkot (anda harus menunggu 1 jam untuk bisa kembali ke tempat sebelumnya).
2. Penyesalan 1 hari : Salah masak (nasi menjadi bubur).
3. Penyesalan 1 minggu : Salah makan (anda terkena diare hingga harus masuk rumah sakit selama seminggu).
4. Penyesalan 1 bulan : Salah potong rambut (anda harus menunggu 1 bulan sampai rambut anda kembali pada normal).
5. Penyesalan 1 tahun : Tidak naik kelas.
6. Penyesalan seumur hidup : Salah nikah(yang ini mungkin tidak akan menjadi penyesalan seumur hidup jika istri atau suami anda tiba-tiba meninggal saat anda masih muda dan masih punya kesempatan menikah lagi).

Dengan gambaran atau contoh yang sederhana dan terkesan iseng ini mungkin kita bisa lebih mengerti bahwa apa pun yang ada dan terjadi saat ini, semua itu karena pilihan kita pada hari–hari sebelumnya. Setiap kali ketika kesalahan memilih itu terjadi dan hasil yang kita harapkan tidak sesuai harapan, maka sudah pasti jumlah total dari semua hasil itu adalah penyesalan yang panjang. Atau silahkan anda katakan bahwa ke-6 hal tersebut semuanya tidak benar karena ini masih pendapat pribadi saya.

“Manis jangan cepat ditelan, pahit jangan cepat dibuang”, lewat kata ini kita diminta untuk menimbang secara bijak semua hal yang masuk dalam pikiran kita sebelum kita benar-benar memutuskan untuk menerima dan melakukannya.

Tak yang ada bisa mengelak dari yang namanya menjalani hidup tanpa pilihan. Tak ada yang bisa memungkiri bahwa hidup adalah pilihan. Hidup punya lebih dari seribu pilihan dan dibalik masing-masing pilihan ada misteri-misteri masa depan yang bersembunyi dan tak bisa tertebak secara pasti. Terkadang di saat kita memilih, kita berpikir bahwa inilah akhir dari sebuah pilihan, namun ternyata didalam pilihan itu sendiri masih ada lagi pilihan-pilihan yang lain lagi dan lebih sulit. Setiap pilihan menghasilkan resiko, setiap resiko mendatangkan masalah, setiap masalah kadang bisa mendatangkan bencana. Akan ada saat di mana kita bersyukur atas setiap pilihan yang kita ambil, namun terkadang kita menyalahkan keadaan ketika pada awal, pertengahan atau di akhir jalan kita dihadapkan pada bertubi-tubi masalah sebab kesalahan pada pilihan yang kita ambil. Tujuan akhir yang kita harapkan indah ternyata tak sesuai dengan mimpi kita selama ini. Pilihan yang pada awalnya baik ternyata berubah menjadi sebuah momok yang membosankan, menjengkelkan, bahkan bisa menjadi malapetaka. Ketika keadaan ini terus berlanjut dari hari ke hari, perlahan rasa benci mulai tersulam hingga lagi-lagi menjadi pilihan matematika yang sangat rumit bagi kita. Jika salah lagi memilih, maka mempersalahkan keberadaan Tuhan sudah pasti.

Kadang dengan entengnya kita berkata bahwa hal buruk yang terjadi pada kita saat ini adalah karena Tuhan telah memberikan karma untuk semua hal yang pernah kita lakukan pada waktu sebelumnya. Anda boleh berpendapat bahwa siapa menabur dia yang juga menuai, namun nats ini tidak otomatis menyatakan tentang adanya karma.

Ijinkan saya memberikan sebuah opini baru dari saya pribadi bahwa yang sering disebut dengan karma oleh kebanyakan orang adalah karena kesalahan dari seseorang dalam memilih pilihan yang tepat pada waktu yang lampau dan efeknya baru terasa sekarang. Tentu saja ini berbeda dengan pendapat orang pada umumnya tentang pengertian karma atau yang sering disebut hukum alam ini yaitu bahwa karma adalah suatu peristiwa yang terjadi di masa sekarang yang sama pada diri kita sebagai ganjaran kepada kita karena pada masa lampau kita pernah melakukan hal yang sama pada orang lain. Tujuannya adalah agar apa yang pernah kita beri pada orang lain dirasakan juga oleh kita, baik itu kebahagiaan, kesakitan, dan lainnya.

Manusia yang selalu dihadapkan pada seribu satu pilihan hidup yang pelik selalu mengambil jalan tengah dari setiap persoalan maupun pilihan hidup itu sendiri agar bisa berada pada zona nyaman sehingga tak perlu lagi direpotkan dengan masalah-masalah lain. Kita jarang mencoba untuk berpikir apakah efek dari tindakan tersebut akan benar-benar menguntungkan kita atau tidak. Merugikan pihak lain atau tidak. Masalah mulai timbul ketika hasil keputusan tersebut mulai berjalan tidak sesuai harapan. Ibarat cahaya yang terpantul dari cermin dan kembali kepada kita, demikian juga masalah tersebut kembali datang lagi karena penyelesaian sebelumnya yang tidak benar-benar finish.

Terkadang kita juga lebih memilih untuk memberikan beban yang kita pikul kepada orang lain agar orang lain bisa tau seberat apa beban yang kita pikul. Tapi kita tidak pernah peduli apakah orang tersebut mempunyai beban atau tidak, dan mampu atau tidak memikul beban yang kita berikan. Kita tidak pernah peduli itu, yang penting kita nyaman dan aman.

Temans, apa pun yang telah kita capai dari pilihan-pilihan hidup yang sudah kita putuskan untuk dijalani hingga hari ini kadang menjadi beban yang harus kita pikul sepanjang hidup. Namun janganlah beban itu kita lepaskan dan berikan pada orang lain, atau janganlah kita berkeluh sebab beratnya beban tersebut, sebab kitalah yang telah memiih beban tersebut untuk kita yang pikul. Dan itulah resiko dari setiap pilihan yang kita ambil.

Sepanjang kehidupan ini, akan ada begitu banyak pilihan-pilihan hidup, masing-masing dari pilihan-pilihan yang akan kita ambil tersebut memiliki kesulitan-kesulitan, rintangan, tantangan yang harus kita hadapi dan akan kita hadapi. Setiap kita berhasil melewatinya, bukan berarti bahwa segala sesuatunya akan selesai, namun akan ada kesulitan-kesulitan baru, rintangan dan tantangan yang baru, dan akan seperti itulah seterusnya. Namun jika kita bisa memecahkan setiap persoalan tersebut dan memilih dengan tepat setiap pilihan yang terbentang dihadapan kita, maka niscaya kita akan menjadi lebih besar dari yang pernah kita impikan.
Hidup sebagai manusia memang punya banyak pilihan, namun hal ini bukan berarti bahwa kita dapat memilih semua pilihan itu dalam sekali jalan, namun Tuhan memberi kita banyak pilihan agar kita dapat bebas memilih. Keputusan untuk memilih salah satu pilihan haruslah berdasarkan prioritas mana yang hendak kita capai dan berguna untuk kita dan masa depan kita.

Pilihan hidup yang akan kita jalani bukanlah pilihan hidup orang lain. Sebab kita yang menjalani kehidupan kita, orang lain hanya bisa membandingkan dan menilai namun bukan berarti bahwa mereka harus terlibat dalam pengambilan keputusan kita. Apa pun yang kita putuskan untuk jalani adalah hak mutlak kita. Karena itulah setiap pilihan yang akan kita ambil harus tegas dan bertanggung jawab sehingga keputusan tersebut tidak akan tergoyahkan terhadap apa pun penilaian negative dari orang lain. Memang harus diakui bahwa pada awal kita memutuskan untuk menjalani suatu pilihan hidup yang tidak biasanya bagi orang lain, akan ada pertentangan yang luar biasa terhadap keputusan tersebut, namun selagi keputusan tersebut tidak mengganggu moralitas umum maka jangan pernah gentar untuk terus maju. Kedepankan Tuhan dalam setiap menjalani sebuah keputusan. Dan ingatlah, terhadap segala sesuatu, Yesus hanya sejauh doa.
Renungan Dini Hari




Share

16 Jan 2010

Di jalanmu, peri kecilku...

Terlalu cepat kamu memilih untuk pergi, terlalu cepat keputusan kau ambil tanpa panjang pikir.Itu bukan cinta. Sebab tak ada getaran sedikit pun di hatimu baginya. Kamu bahkan dengan yakin katakan bahwa kamu pun ragu dengan rasa yang ada dihatimu. Untuknya.


Jalan yang kau ambil adalah jalan putus asa oleh karena sekian lama jalan yang kau tempuh tak pernah kau dapati jalan mulus.


Ini bukan takdir, tapi kamu sendiri yang menghukum dirimu dengan keterpurukan ini.
Kamu terlalu kecewa oleh kehidupan yang menurutmu terlalu bengis dan tak pernah adil bagimu. Kamu bahkan berulangkali memohon mati ketika kebingungan baru datang mengantar setengah dirinya padamu.

Ini bukan jawaban atas setiap doa yang setiap hari kau angkat kepada-Nya. Ini pelampiasan kemarahanmu atas hidupmu. Atas cintamu. Atas masa lalumu, atas dendammu.

Kamu tak pernah berpikir atas hari esok apa yang akan terjadi padamu. Kamu hanya ingin menunjukan pada orang lain bahwa kamu pun bisa. Tapi kamu tak pernah pikirkan resiko apa yang akan terjadi esok. Kamu hanya ingin menghibur dirimu saat ini dengan cara itu. Kamu sendiri mungkin sudah tahu, bahwa esok bisa jadi kamu akan menangis karena telah salah melangkah.

Ini pelarian. Sebab telah kau tempatkan cintamu pada tempat yang tak semestinya. Kamu menerimanya dengan lapang dada namun hatimu terus bertanya-tanya dalam ragu yang bisu tentang semua kenyataan yang saat ini kamu hadapi. Tak ada kepastian sedikit pun dihatimu akan jalan panjang ke depan yang akan kau lalui. Dalam doamu bahkan kau masih bertanya pada Tuhan mana kepastian yang sesungguhnya untukmu.

Sungguh, aku yang di sini tak pernah setega itu membiarkanmu lebih jauh melangkah menuju arah yang salah. Tapi sampai hari ini pun tak ada yang bisa kulakukan untuk mencegahmu. Aku bahkan tidak lebih dari noktah yang mengotori gaun pengantinmu yang sudah kau rancang dengan setengah hati. Aku tidak lebih dari jamur yang mengotori lintasan karpet beludru yang kau rentang menuju singgasana yang kau ciptakan dengan terpaksa.

Pada akhirnya, ini keputusanmu. Pilihanmu. Jalan hidupmu. Tak ada alasan yang tepat untuk memanggilmu kembali ke tempat semula dan memulai lagi langkahmu pada jalan yang seharusnya.

Pada akhirnya, teruslah melangkah peri kecilku, mungkin memang ini jalan hidupmu. Kosong bukan berarti esok tak akan terisi. Segala sesuatu berawal dari tiada dan menjadi ada.

Semoga kita masih bisa menjadi bulan dan bintang yang tetap bersanding pada malam gelap dan tetap saling memandang lalu bercengkrama, raga kita memang tak akan lagi menyatu, namun biarlah cahaya kita masih bisa menerangi jalan gelap yang lain.

Semoga kamu masih mau menjadi peri kecilku yang selalu terbang dalam alam mimpiku dan membawaku melintasi segala masalah dengan tersenyum tanpa ragu dan takut.

Selamat menikmati perjalanan hidupmu, Nona……




Share