Ijinkan Hati Bicara...: Gadisku google-site-verification: google642dcb3a3836b309.html

12 Feb 2008

Gadisku

Singgahlah sebentar di peraduanku, marilah kita habiskan malam ini dengan bercerita tentang asmara yang telah lama hadir dalam hatiku ketika panah cupid menembus jantungku saat pertama kulihat kau diantara jejeran gadis-gadis bergaun putih. Singgahlah sebentar saja jika waktumu tak cukup untuk berlama bersamaku. Ceritakanlah tentang kamu kepadaku, entah dukamu, entah kebahagiaanmu. Siapa tau diantara cerita kita ada yang segaris. Lalu kita bisa berbagi.

Jangan pergi cepat-cepat gadisku, gelap di jalan sudah sangat pekat. Sebentarlah kunyalakan lentera agar bisa kuhantar dirimu melewati gelap ini. Aku tak mau kau terantuk pada kerikil kecil di setapak menuju rumahmu lalu terluka. Kau diciptakan bukan untuk terluka gadisku. Lukamu akan membuatku berubah sebagai orang paling berdosa. Kumohon janganlah kau buat aku merasakannya.

Jangan menolak permintaanku oh gadis nan rupawan, aku akan sangat terluka melihat kau berjalan sendiri ditengah gelap ini. Lihatlah lentera ini sudah kunyalakan. Nyalanya yang kecil sangat indah ditengah gelap ini bukan? Mari sudah kita pergi ke rumahmu. Di sana sudah menunggu sanakmu dengan hati yang risau karena putrinya tercinta yang terlahir dari kemurnian cinta belum tiba dengan senyum yang menggetarkan dunia.

Oh gadisku, akhirnya tiba juga kita di gerbang rumahmu. Alangkah indah taman bungamu ini, tertata seolah surga telah berpindah kesini. Mungkinkah kau salah satu bidadarinya? Tapi bagaimana mungkin, lihatlah, bercerminlah. Kau akan tau bahwa ternyata kau lebih cantik dari mereka.

Gadisku, cukuplah di sini aku mengantarmu. Istanamu terlalu megah untuk aku masuki. Aku ini hanya seberkas debu yang akan mengotori permadanimu jika kau paksa aku untuk masuk. Aku tak akan sanggup melihat tatahan kasih dalam istanamu berubah menjadi angkara ketika aku masuk. Aku tak mau bunga-bunga di tamanmu mengering ketika aku melewatinya. Cukuplah aku di sini gadisku. Aku sudah merasa puas bisa mengantarmu tiba tanpa terantuk pada kerikil-kerikil di jalan.
Selamat jalan gadisku. Peluklah aku sebelum aku beranjak pulang agar aku tau seperti apa hangatmu. Seperti apa kau mencintaiku. Tidurlah bersama doaku, bermimpilah tentang surgamu. Semoga ketika esok kau terbangun sudah ada pangeran tersenyum menantimu.


Ia gadisku. Ia. Aku juga ingin pangeran itu adalah aku.




Share

3 komentar:

  1. ini saya sudah mampir..
    ini saya sudah bicara..
    lalu??
    *geer mode on*

    BalasHapus
  2. jadi......masih menunggu waktu untuk dia menjadi gadismu?

    BalasHapus
  3. Pangeran rela meninggalkan sang puteri demi membuat tatanan kasih dalam istana sang puteri tidak berubah menjadi angkara? Mungkin hanya sedikit pangeran yang rela berbuat seperti itu.

    BalasHapus