Ijinkan Hati Bicara...: Jauh di Hati Saya, Jokowi Jangan Dulu Nyapres google-site-verification: google642dcb3a3836b309.html

10 Okt 2013

Jauh di Hati Saya, Jokowi Jangan Dulu Nyapres


Sepak Terjang Joko Widodo alias Jokowi sejak menjabat sebagai walikota Solo nyaris terdengar di seantero bumi. Pendekatan persuasif yang sering dilakukan untuk menyelesaikan masalah selama masa jabatanya di sana dielu-elukan semua orang, tidak terkecuali lawan politiknya. Ia semakin dicintai ketika mendukung mobil hasil karya anak-anak SMK dan menjadikan mobil tersebut sebagai kendaraan dinas walikota solo.
Ujung dari semua keberhasilan Jokowi di Solo, dia dipercayakan sebagai pemimpin DKI Jakarta. Begitu terpilih, berbagai gebrakan Jokowi menggemparkan kota Metropolitan ini. Mulai dari kartu Jakarta Sehat sampai direlokasinya penduduk dari beberapa pemukiman di Jakarta yang dianggap kumuh ke Rumah susun yang ada. Tidak sekedar relokasi, di rumah susun tersebut sudah dilengkapi oleh Jokowi dengan beberapa peralatan elektronik agar penghuninya tidak lagi kembali ke daerah kumuh.
Jokowi yang membumi ini memang dicintai oleh rakyat ibukota dengan segala gebrakan sosialnya yang persuasif. Ia dipuja sebagai sosok pemimpin yang rendah hati dan memahami kondisi rakyat sesungguhnya. Ia berani turun ke dalam selokan untuk memastikan bahwa selokan tersebut bekerja dengan baik, atau bahkan membaur dengan bau sampah di kali agar anak buahnya bisa lebih giat bekerja.
Jokowi tidak banyak ngomong. Dia lebih banyak melakukan aksi nyata. Ia turun ke jalan, menyambangi satu persatu warganya dan menyalami mereka tanpa takut tangannya kotor. Hal yang sebelumnya tidak dilakukan oleh pemimpin mana pun. Ia turun ke bawah, melihat langsung semua masalah dan memastikan bahwa tidak ada satu pun yang tertinggal untuk dikerjakan.
Fenomena Jokowi marak di mana-mana. Cara kerjanya ditiru banyak pemimpin dan calon pemimpin untuk meraih simpati masyarakat. caranya memimpin mengilhami sebuah gerakan baru untuk menjadikan ia sebagai orang nomor satu negeri ini. Indonesia.
Munculnya ide untuk menjadikan jokowi sebagai presiden menggetarkan lawan politiknya yang juga memiliki ambisi yang sama. Maka berbagai cara pun dilakukan demi menjatuhkan kredibilitas Jokowi, termasuk fitnah. Tetapi seorang Jokowi, di tengah pergunjingan akan sosoknya sebagai satu-satunya yang ideal untuk memimpin republik hanya tersenyum. Ia bahkan menanggapi dingin semua dinamika yang tercipta atasnamanya.

Tetapi jauh di dalam hati saya, saya menolak jika Jokowi harus jadi presiden dalam waktu yang cepat ini. Bukan karena saya adalah lawan politiknya, bukan itu. Saya bukan pengikut partai manapun. Saya orang kecil yang memilih berada di barisan golongan putih ketika tiba proses pemilu. Tetapi saya memiliki pertimbangan lain atas ketidaksetujuan saya.
Bagi saya, belum saatnya saja Jokowi harus ikut dalam nimbrung sebagai salah satu capres. Masih terlalu cepat. Jakarta masih butuh Jokowi untuk membenahi semua persoalan pelik yang bertahun-tahun tidak terselesaikan di sana. Jokowi sudah dipilih untuk menyelesaikan Jakarta dan dia sudah melakukan itu. Jika ia sampai terpilih sebagai presiden, maka Jakarta akan kembali menghadapi persoalan lama yang sudah membangkai ini.
Jokowi harus membuktikan kehebatannya di Jakarta dulu. Ketika dia sukses menyelesaikan semua masalah Jakarta, dia telah menjadi presiden di hati semua rakyat Indonesia. Tidak usahlah Pak Jokowi ikut-ikutan jadi capres sekarang ini. Tunggulah waktu yang akan datang. Ketika waktu itu tiba, saat mana Jakarta telah selesai dibenahi, maka tanpa kampanye pun, Jokowi akan dipilih secara aklamasi  oleh rakyat Indonesia yang sangat mencintainya untuk memimpin Indonesia.

Pak Jokowi, jika anda sempat membaca ini, saya hanya ingin mengatakan betapa saya sangat mencintai bapak. Tetapi saya mohon, jangan jadi capres dulu pak. Terima kasih.




Share

3 komentar:

  1. kalo nunggu 5 tahun lagi bisa-bisa Indonesia tambah sengsara boss..

    BalasHapus
  2. Menurut saya Ibu Ketum PDIP terburu2...
    Jadinya tidak sedikit warga yg tidk percaya lagi karena masih banyak janji2 yg harus dikerjakan belum terealisasi..

    BalasHapus