Sebuah Narasi Ulang Tahun
*dibacakan pada saat ulang tahun CIS Timor ke-14 di Sillu*

Kami tidak sendiri, doa-doa sering menari-nari di bibir
mulut kami, agar hati kami tak hanya berisi harapan yang kosong, tapi penuh
optimisme yang tak bisa dibantah kemustahilan. Kekuatan kami adalah solidaritas
yang tumbuh diantara simpati dan empati untuk kemanusiaan. Kehidupan kami
adalah kicau burung pagi hari yang memberi tanda bahwa kehidupan baru telah
dimulai. Jika malam kembali datang, kami riuhi dengan nyala obor yang benderang
dari nurani, agar kegelapan tidak menjadi kuasa yang menggetarkan titik moralitas
siapapun.
Empat belas tahun, dan kami tak lagi harus merangkak. Kami
tak ingin hanya berjalan, kami ingin berlari, terbang melesat, melintasi setiap
depa kehidupan dan menyadarkan alam bawah sadar kemanusiaan bahwa kita semua,
negeri ini, dunia ini, sangat bisa dirubah dengan tekad dan kerja keras. Dengan
harapan dan optimisme. Dengan kekuatan solidaritas. Kita bisa merubah dunia
jika semua ego individu kita tanggalkan. Kita bisa melakukan apapun, jika kita
tidak hanya diam dan menunggu. Dunia esok pagi,ditentukan oleh sikap kita hari
ini untuk bangkit.
Sekali lagi, kami tak asal bicara, perjalanan panjang empat
belas tahun sudah mengilhami nilai-nilai yang tak abstrak. Nominasi awan dan
langit biru bahkan tak menutup setiap lembar catatan sejarah yang kami
reliefkan di tanah negeri ini.
Pernah kami beradu cepat dengan peluru di Noelbaki,
membangun cinta di Raknamo sambil menyulam asa dari butir-butir tanah di Tanah
Merah. Di jantung nusa ini juga, akan kau temukan jejak kami di belantara
Wemer, sisa-sisa keringat kami di tanah Malaka, juga darah dan airmata kami di
Kota Atambua. Kini pun, kebekuan Kota SoE telah kami cairkan dengan semangat
bergelas gelas kopi sambil memantik kehidupan baru di Tanah Takari dan Amabi.

Selamat ulang tahun CIS Timor... gapailah dunia dengan mimpi mimpimu
Share