Dia adalah Dia
Dia adalah misteri. Berawal dari sebuah pertemuan yang tak disengaja lalu sampai pada perpisahan yang mendadak. Ada sesuatu yang tak bisa dilupakan dari pertemuan itu. Sesuatu yang belum sempat aku maknai, sesuatu yang tak sempat aku pikirkan. Kebersamaan setengah hari yang sempat terukir itu akan tetap jadi sebuah sejarah. Meski harus diakui tak ada yang indah dari sedikit waktu itu, tapi bagiku melihat dan menikmati ceria wajahnya menghadirkan sesuatu yang lain pada rasa yang telah lama kusembunyikan dibalik dingin gerimis setiap hari. Ya, rasa yang terus berkecamuk dalam hati ini, rasa yang mengalir begitu kuat tak terbendung, rasa yang bahkan tak mampu kudefinisikan sebagai apa. Entah apakah kekaguman ini terlalu berlebihan untuk dimaknai ataukah aku yang terlalu menikmati rasa yang menikam ulu hati ini.
Dia adalah misteri. Sejauh sekarang Dia ada. Sejauh itu tangan ini tak mampu menggapainya, bahkan Dia kini tak terlihat meski samar di jauh. Dia, hanya pada sebuah potret yang sempat tertinggal senyumnya mampu kujangkau. Senyum yang begitu tulus, ada damai di sana. Di senyum itu. Potret inilah yang selalu kuraba untuk yakinkan diri bahwa wajahnya tak akan kulupakan. Dia, hanya pada sebuah bayang yang samar terlihat, mampu kupeluk dirinya meski wangi tubuhNya pun tak mampu kuhirup.
Dia entah ada di mana sekarang. Khabar dariNya yang selalu kunanti tak pernah kudengar lagi. Mungkin Dia memberi khabar, tapi tak pernah sampai dengan selamat ke indra pendengaranku. Ataukah Dia di sana terlalu sibuk menyulam hari hingga lupa bahwa sesungguhnya aku di sini masih tak percaya pernah berjumpa denganNya. Atau mungkinkah saat ini Dia terlalu sibuk bersama yang lain?
Dia tetap misteri. Misteri yang masih belum mampu kugali tentang apakah Dia juga mendapatkan rasa yang sama yang ketika kita bertemu. Tentang apakah Dia di sana juga seperti aku saat ini yang selalu menanti khabar.
Dia adalah cerita dari di hari-hariku. Akan jadi sebuah legenda. Dia yang aku yakini akan selalu membuka hatiNya kapan pun aku mau datang. Dia yang selalu menantiku dengan setia. Dia yang aku yakini selalu memberi maaf tiap aku salah. Dia yang tak pernah bosan mendengar segala keluh dan setiap rintihanku. Dia yang selalu memberi aku apapun yang aku minta. Dia yang selalu memberi kekuatan untuk terus melangkah dan jangan pernah menyerah sekali pun duri dan lumpur dalam menghadang setiap jalan. Dia yang tak pernah bosan memberi semangat setiap aku jatuh dan terluka. Dia yang selalu menjanjikan aku bahagia bila mencintaiNya dengan sungguh sungguh. Dia yang tak akan pernah meninggalkan aku.
Dia, aku hanya ingin memegang tanganNya lagi dan bersama menyusuri setiap jalan yang ingin aku lewati nanti.
Share